Debat Peserta Kongres: Keikutsertaan Mahasiswa Masih Rendah
Debat hari kedua |
lpmalmillah.com - KPUM IAIN Ponorogo menggelar debat peserta Kongres pada 29 dan 30 Juni 2020. Debat dilaksanakan di Graha Watoe Dhakon serta disiarkan langsung melalui akun Youtube dan Instagram resmi KPUM-I. Debat tersebut dilakuan oleh calon ketua HMJ, DEMA-F, SEMA-F, DEMA-I dan SEMA-I.
Debat hari pertama dilaksanakan untuk calon ketua HMJ. Pada hari pertama ini, jumlah mahasiswa atau penonton yang hadir di Graha berjumlah 40 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa yang mengikuti live streaming di YouTube berjumlah 69 orang. Sementara itu, pukul 10.48 WIB, jumlah penonton pada live Instagram berjumlah kurang lebih delapan orang.
Dharu Akbar, Ketua KPUM FEBI menjelaskan terkait jumlah penonton online yang masih sedikit karena terkendala sinyal. “Pada hari pertama, mungkin dari kendala teknis. Kita tidak bisa memprediksi terkait sinyal yang ada di dalam Graha. Sinyal pada hari pertama terganggu,” tuturnya.
Selanjutnya, debat hari kedua untuk calon ketua SEMA dan DEMA, baik di tingkat institut maupun fakultas. Pada hari kedua, jumlah penonton yang hadir di Graha berjumlah 75 orang, sedangkan yang menonton melalui streaming Youtube KPUM-I sejumlah 415 orang. Akan tetapi jumlah penonton yang mengikuti live Instagram justru menurun dibandingkan hari pertama. Pada pukul 10.47 WIB, terlihat hanya tiga orang yang menyaksikan.
Secara keseluruhan, jumlah penonton pada hari kedua mengalami peningkatan. “Saya rasa naik, karena cakupan calonnya yang sekarang kan lingkup fakultas, bukan jurusan,” tutur Choirul Anam, Ketua KPUM FATIK.
Hal tersebut diamini oleh Genta, calon tunggal Ketua SEMA-I. Genta merasa bahwa jumlah mahasiswa yang datang ke Graha sudah cukup banyak. “Alhamdulillah, tadi sudah bisa dikatakan lumayan, mahasiswa sudah banyak yang ke Graha,” ungkap Genta.
Genta juga menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa akan lebih banyak mahasiswa yang hadir ketika tidak ada pembatasan jumlah. “Juga tidak menutup kemungkinan jika tidak ada pembatasan (pembatasan sosial akibat pandemi. Red), mungkin akan lebih banyak yang datang,” jelasnya.
Berbagai tanggapan pun muncul mengenai keikutsertaan debat pada Kongres online ini. Masih banyak mahasiswa yang kurang antusias dengan agenda-agenda kongres, terlebih dengan kondisi pandemi saat ini. “Untuk antusiasme dari mahasiswa sendiri menurut saya masih agak kurang, soalnya masa bodo. Sebelum masa pandemi saja ada yang tidak antusias, apalagi di masa pandemi,” jelas Imas Hasdarina Fitriani, salah satu penonton debat.
Seperti yang dirasakan salah satu mahasiswa FATIK yang berinisial A, ia mengaku tidak terlalu antusias, terlebih dengan banyaknya calon tunggal. “Nggak terlalu antusias saya, biasa saja. Apa lagi kebanyakan hanya satu pencalon, kan. Jadi, meskipun ada visi-misi, kurang menarik karena tidak ada pembandingnya,” ungkapnya.
Tanggapan berbeda muncul dari Attabiul Muqorrobin, ia justru merasa tahun ini lebih menarik dan meriah dibanding tahun lalu. “Antusiasme teman-teman tahun lalu itu kurang excited-lah, belum terlalu meriah seperti tahun ini. Saya kira untuk tahun ini, karena ada beberapa faktor, seperti adanya koalisi dan dua calon, memberikan warna baru yang sangat menarik,” jelas Atta.
Terlepas dari tinggi atau rendahnya keikutsertaan mahasiswa, Nuke selaku Ketua KPUM-I berharap semua mahasiswa bisa menyaksikan kongres yang sudah disiarkan via online. “Bicara soal antusiasme, itu kan tidak bisa ditargetkan ataupun dikira-kira. Jadi, saya hanya berharap dengan adanya via online, semua mahasiswa bisa menyaksikan Kongres ini,” harapnya.
Debat hari pertama dilaksanakan untuk calon ketua HMJ. Pada hari pertama ini, jumlah mahasiswa atau penonton yang hadir di Graha berjumlah 40 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa yang mengikuti live streaming di YouTube berjumlah 69 orang. Sementara itu, pukul 10.48 WIB, jumlah penonton pada live Instagram berjumlah kurang lebih delapan orang.
Dharu Akbar, Ketua KPUM FEBI menjelaskan terkait jumlah penonton online yang masih sedikit karena terkendala sinyal. “Pada hari pertama, mungkin dari kendala teknis. Kita tidak bisa memprediksi terkait sinyal yang ada di dalam Graha. Sinyal pada hari pertama terganggu,” tuturnya.
Selanjutnya, debat hari kedua untuk calon ketua SEMA dan DEMA, baik di tingkat institut maupun fakultas. Pada hari kedua, jumlah penonton yang hadir di Graha berjumlah 75 orang, sedangkan yang menonton melalui streaming Youtube KPUM-I sejumlah 415 orang. Akan tetapi jumlah penonton yang mengikuti live Instagram justru menurun dibandingkan hari pertama. Pada pukul 10.47 WIB, terlihat hanya tiga orang yang menyaksikan.
Secara keseluruhan, jumlah penonton pada hari kedua mengalami peningkatan. “Saya rasa naik, karena cakupan calonnya yang sekarang kan lingkup fakultas, bukan jurusan,” tutur Choirul Anam, Ketua KPUM FATIK.
Hal tersebut diamini oleh Genta, calon tunggal Ketua SEMA-I. Genta merasa bahwa jumlah mahasiswa yang datang ke Graha sudah cukup banyak. “Alhamdulillah, tadi sudah bisa dikatakan lumayan, mahasiswa sudah banyak yang ke Graha,” ungkap Genta.
Genta juga menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa akan lebih banyak mahasiswa yang hadir ketika tidak ada pembatasan jumlah. “Juga tidak menutup kemungkinan jika tidak ada pembatasan (pembatasan sosial akibat pandemi. Red), mungkin akan lebih banyak yang datang,” jelasnya.
Berbagai tanggapan pun muncul mengenai keikutsertaan debat pada Kongres online ini. Masih banyak mahasiswa yang kurang antusias dengan agenda-agenda kongres, terlebih dengan kondisi pandemi saat ini. “Untuk antusiasme dari mahasiswa sendiri menurut saya masih agak kurang, soalnya masa bodo. Sebelum masa pandemi saja ada yang tidak antusias, apalagi di masa pandemi,” jelas Imas Hasdarina Fitriani, salah satu penonton debat.
Seperti yang dirasakan salah satu mahasiswa FATIK yang berinisial A, ia mengaku tidak terlalu antusias, terlebih dengan banyaknya calon tunggal. “Nggak terlalu antusias saya, biasa saja. Apa lagi kebanyakan hanya satu pencalon, kan. Jadi, meskipun ada visi-misi, kurang menarik karena tidak ada pembandingnya,” ungkapnya.
Tanggapan berbeda muncul dari Attabiul Muqorrobin, ia justru merasa tahun ini lebih menarik dan meriah dibanding tahun lalu. “Antusiasme teman-teman tahun lalu itu kurang excited-lah, belum terlalu meriah seperti tahun ini. Saya kira untuk tahun ini, karena ada beberapa faktor, seperti adanya koalisi dan dua calon, memberikan warna baru yang sangat menarik,” jelas Atta.
Terlepas dari tinggi atau rendahnya keikutsertaan mahasiswa, Nuke selaku Ketua KPUM-I berharap semua mahasiswa bisa menyaksikan kongres yang sudah disiarkan via online. “Bicara soal antusiasme, itu kan tidak bisa ditargetkan ataupun dikira-kira. Jadi, saya hanya berharap dengan adanya via online, semua mahasiswa bisa menyaksikan Kongres ini,” harapnya.
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.