" Ramadhan "
Oleh: Lohanna Wibbi Assidi
Ramadhan!
Aku selalu menantimu
Sama seperti dulu
Dulu waktu aku masih seumur jagung
Masih sama, aku menantimu dengan riang gembira
Aku selalu menantimu
Sama seperti dulu
Dulu waktu aku masih seumur jagung
Masih sama, aku menantimu dengan riang gembira
Penuh senyum di bibirku
Ramadhan!
Kau masih sama seperti dulu
Pengajarku akan derita lapar para si miskin
Pengajarku untuk selalu memberi pada sesama
Kau selalu membimbingku menahan nafsu badan ini
Nafsu birahi,nafsu congak
Kau masih sama seperti dulu
Pengajarku akan derita lapar para si miskin
Pengajarku untuk selalu memberi pada sesama
Kau selalu membimbingku menahan nafsu badan ini
Nafsu birahi,nafsu congak
Nafsu
bermata hijau melihat duwit, nafsu suka menggunjing
Kau selalu mengajariku untuk menahannya
Kau selalu mengajariku untuk menahannya
Ramadhan!
Berapa lama kau bersama para menteri,
Para DPR,
Para para petinggi negara lainnya
Berapa lama kau bersama para menteri,
Para DPR,
Para para petinggi negara lainnya
Setahun,
dua tahun atau mungkin banyak-banyak tahun
Kau juga selalu mengajarinya
Ajaran yang sama seperti yang kau berikan padaku tiap kau datang
Tapi, dikemanakan ajaran yang kau berikan itu?
Dibuang ke sampah,
atau ke kali, aku tak tahu,
Setengah abad mungkin, kau mengajarinya,
Tapi hilang entah kemana,
Mata mereka selalu hijau karena duwit
Ingin selalu memilikinya
Ajaran yang sama seperti yang kau berikan padaku tiap kau datang
Tapi, dikemanakan ajaran yang kau berikan itu?
Dibuang ke sampah,
atau ke kali, aku tak tahu,
Setengah abad mungkin, kau mengajarinya,
Tapi hilang entah kemana,
Mata mereka selalu hijau karena duwit
Ingin selalu memilikinya
Ramadhan!
Kau yang salah
karena cuma sebulan saja kau mengajarinya
Menemaninya memerangi nafsunya
Atau mereka yang salah
karena membuang selalu ajaranmu
Kau yang salah
karena cuma sebulan saja kau mengajarinya
Menemaninya memerangi nafsunya
Atau mereka yang salah
karena membuang selalu ajaranmu
Ramadhan!
Andaikan kau lebih lama
Tiga bulan atau empat bulan mungkin
Kau akan mengajari mereka, menemani mereka menahan nafsunya
Pastilah tak ada korupsi
Tak ada lagi rekening gendut
Tak ada lagi perut gendut penuh duwit
Andaikan kau lebih lama
Tiga bulan atau empat bulan mungkin
Kau akan mengajari mereka, menemani mereka menahan nafsunya
Pastilah tak ada korupsi
Tak ada lagi rekening gendut
Tak ada lagi perut gendut penuh duwit
Ramadhan!
Tapi, itu andaikan saja,
Andaikan yang sungguh muskil
Sama muskilnya korupsi hilang pada negeri ini
Tapi, itu andaikan saja,
Andaikan yang sungguh muskil
Sama muskilnya korupsi hilang pada negeri ini
Ponorogo, 29 Juni 2016
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.