Cet Macet
Oleh: Rina P. R
Cerita kawan Bung Bisman, sedang merindukan kampung halaman
Bung, di perantauan
Sebentar sudah lebaran
Kepikiran mudik ke kampung halaman
Tapi, cet macet
Banyak hutang
Belum kelar bayar kos-kosan
Sudah, jangan berisik
Lebaran sudah pasti tambah macet
Padahal cuti, kan?
Simpang lima dan simpang sepuluh juga macet
Seringkali macet
Apalagi saat khalayak tidur
Ah, lebih macet
Amplop-amplop lebih dulu macet
Jelas, bertumpuk-tumpuk ikutan macet
Lihat Bung, di tengah riuh knalpot
Ada roda empat plat cerah, padahal cuti, kan?
Oh, di dalam duduklah tuan, anak-anak, dan nona
Ini Bung, cukup menjelaskan prasangka
Sayang, belum ada yang menilik
Bung Bisman bilang, tak apalah tak mudik ke halaman
Kan sudah dendangkan takbiran
Beruntung, surat kepulangan belum datang
Nanti tiba waktunya, balas surat pertanggung jawaban
Syukur, masih dipertemukan lebaran
Salinglah bermaaf-maafan
Jangan lupa bersihkan jiwa, bersihkan hutang juga
Jangan ikut para tuan yang bikin macet
Tuan gemar menyelinap,kemudian berhutang
Berjibun samar-samar di pintu belakang
Pantaslah, tak ketahuan orang
Tapi tenang Bung,
Hutang tetap jadi hutang
Sampai di ujung langit paling atas
Cerita kawan Bung Bisman, sedang merindukan kampung halaman
Bung, di perantauan
Sebentar sudah lebaran
Kepikiran mudik ke kampung halaman
Tapi, cet macet
Banyak hutang
Belum kelar bayar kos-kosan
Sudah, jangan berisik
Lebaran sudah pasti tambah macet
Padahal cuti, kan?
Simpang lima dan simpang sepuluh juga macet
Seringkali macet
Apalagi saat khalayak tidur
Ah, lebih macet
Amplop-amplop lebih dulu macet
Jelas, bertumpuk-tumpuk ikutan macet
Lihat Bung, di tengah riuh knalpot
Ada roda empat plat cerah, padahal cuti, kan?
Oh, di dalam duduklah tuan, anak-anak, dan nona
Ini Bung, cukup menjelaskan prasangka
Sayang, belum ada yang menilik
Bung Bisman bilang, tak apalah tak mudik ke halaman
Kan sudah dendangkan takbiran
Beruntung, surat kepulangan belum datang
Nanti tiba waktunya, balas surat pertanggung jawaban
Syukur, masih dipertemukan lebaran
Salinglah bermaaf-maafan
Jangan lupa bersihkan jiwa, bersihkan hutang juga
Jangan ikut para tuan yang bikin macet
Tuan gemar menyelinap,kemudian berhutang
Berjibun samar-samar di pintu belakang
Pantaslah, tak ketahuan orang
Tapi tenang Bung,
Hutang tetap jadi hutang
Sampai di ujung langit paling atas
Ponorogo, 5 Juli ‘16
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.