Dana Diblokir, Mahasiswa Demo Pimpinan STAIN Ponorogo
lpmalmillah.com- Ratusan mahasiswa
yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa STAIN Ponorogo melakukan aksi
mendesak pimpinan kampus untuk memberikan kejelasan terkait pemblokiran dana
kegiatan mahasiswa. Aksi yang berlangsung pada hari Rabu (2/11/2016) tersebut
dimulai dengan berorasi di halaman kampus disertai dengan aksi teaterikal.
“Tuntutan yang inti terhadap akademik adalah pertama mendesak
pimpinan kepada “pusat” mencairkan dana. Kedua, meminta Organisasi Intra yang memiliki
kegiatan mendesak bisa mendapatkan solusi. Ketiga, meminta dana yang belum
terserap bisa direalisasikan pada tahun 2017”, terang Luthfi Habibi selaku Ketua
Dewan Eksekutif Mahasiswa.
Selain itu, ia juga meminta untuk
memberikan prioritas terhadap 4 lembaga KBM yang sama sekali belum mendapatkan
dana kegiatan untuk dicairkan pada tahun ini. Yaitu SMJ (Senat Mahasiswa Jurusan)
Syariah, SMJ Tarbiyah, HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) Perbankan
Syariah, dan HMPS Muamalah.
Massa yang awalnya melakukan aksi di
sekitar Graha Watoe Dhakon akhirnya bergerak ke kantor pusat untuk menyampaikan
aspirasinya. Tak berselang lama, pihak rektorat STAIN Ponorogo menemui
mahasiswa untuk menanggapi aksi mereka.
“Kita akan melakukan dialog bersama
tapi tidak di tempat terbuka seperti ini, kita harap saudara sekalian menunjuk
perwakilan untuk berdialog di ruang sidang bersama pimpinan untuk mencari
solusi bersama berkaitan pemblokiran dari Kemenkeu Dirjen Anggaran”, ujar Saifullah selaku Wakil Ketua 3
bidang Kemahasiswaan.
Rizky Wahyudhatama selaku ketua Senat
Mahasiswa kemudian mengajak seluruh ketua organisasi intra kampus untuk
mengikuti dialog bersama pimpinan di ruang sidang kantor pusat lantai 3. Dialog
tersebut dihadiri beberapa pimpinan, yaitu Basuki (Waka 1), Saifullah (Waka 3),
Fahruddin Latief (Kabag Administrasi), Ibnu Tadam Saifullah (Kasubag
Kepegawaian dan Keuangan), Choirul Anam (Staff Sub Bagian Kepegawaian dan
Keuangan), Luthfi Hadi Aminuddin (Kajur Syariah dan Ekonomi Islam), Mukhlison
Efendi (Kajur Tarbiyah), Mohammad Munir (Kajur Ushuluddin dan Dakwah), dan Heru
Bitono (Kasubag Akademik dan Kemahasiswaan).
Dialog sekitar satu jam lebih itu berjalan
dengan pemberian penjelasan dan jawaban dari pihak pimpinan STAIN Ponorogo atas
desakan mahasiswa. Hingga akhirnya tercapai kesepakatan dan keputusan yang
ditandatangani oleh Wakil Ketua 3 bidang Kemahasiswaan dan Perwakilan mahasiswa
oleh Ketua Senat Mahasiwa untuk:
1. Melanjutkan komunikasi/desakan
kepada Dirjen Pendis (Penj. Direktur jendral Pendidikan Islam) untuk segera
menyelesaikan (Red. Membuka) pemblokiran anggaran dan segera mencairkan (Red.
dana).
2. Mencairkan anggaran untuk kegiatan
prioritas KBM: SMJ Syariah, SMJ Tarbiyah, HMPS Muamalah, dan lain-lain sebanyak
Rp. 20.000.000.
3. Menganggarkan anggaran yang
terblokir tahun 2016 pada tahun 2017 sebesar 70% dari Rp. 180.000.000 (sebesar
Rp. 126.000.000), tanpa mengurangi anggaran 2017, yang bisa dicairkan pada
Bulan Januari 2017, kecuali HMPS TBI dan UKM Mapala.
4. Jika pemblokiran dibuka, maka
pernyataan 1, 2, dan 3 batal.
Kemudian keputusan tersebut dibacakan
oleh Basuki dan disambut sorak ramai mahasiswa yang sejak awal menunggu hasil
dialog. Menanggapi hal tersebut, Luthfi Habibi merasa lega karena tuntutannya
beserta jajaran KBM akhirnya mendapat kejelasan dari pihak pimpinan STAIN
Ponorogo. “Kebijakan dari akademik sangat bijak
karena telah bersedia memenuhi tuntutan dari mahasiswa, meskipun ada beberapa
item tidak bisa dipenuhi 100%”, terangnya.
Ketika ditanya terkait HMPS Tadris
Bahasa Inggris dan UKM Mapala yang mengalami pengecualian dari keputusan
tersebut, Luthfi Habibi menegaskan bahwa hal itu adalah konsekuensi dari hasil
keputusan KBM yang memutuskan bagi siapapun yang tidak berkontribusi dalam aksi
tidak akan diperjuangkan haknya.
Menyikapi kepustusan tersebut,
Witriana selaku Ketua UKM Mapala menaggapinya dengan tenang. Karena menganggap
bahwa organisasi yang dia pimpin itu tidak memiliki permasalahan terkait
pemblokiran dana.
“Kalau dari pihak Mapala tidak
masalah ataupun gelisah, hal ini dikarenakan dari pihak Mapala tidak ada kendala
mengenai masalah dana, soalnya semua anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran) sudah kita ambil awal bulan Oktober kemarin untuk Proker (program
kerja) terakhir kita, dan juga alhamdulillah kami bisa tepat waktu dan tidak
terkendala masalah dana”, jelasnya.
Reporter: Ihsan, Khusna, Ulfa
Aku tak nyimak wae lah,hahaha
ReplyDelete