PEMKAB BELUM ANGKAT BICARA, PENGEMUDI BENTOR LANJUTKAN DEMO
Reporter: Arini & Zia
lpmalmillah.com, Ponorogo -
Paguyuban Becak Mesin Mania Kabupaten Ponorogo kembali menggelar demo lanjutan
di halaman taman Pemkab Ponorogo, Senin (22/01/18). Demo ini dilakukan untuk mendesak
pemerintah agar segera memberikan solusi yang bisa mensejahterkan para penarik
becak bermotor (bentor). Aturan baru yang diberlakukan yakni melarang bentor
untuk beroperasi. Selama 3 bulan lamanya sejak diberlakukannya undang-undang di
wilayah Ponorogo, para penarik bentor diresahkan dengan tindakan tilang yang
dilakukan oleh polisi.
Dinas Perhubungan wilayah Ponorogo telah
melakukan mediasi pada akhir Desember dengan perwakilan 6 orang penarik bentor
dan beberapa lembaga terkait seperti Kasatlantas dan Jasa Raharja di kantor
Dinas Perhubungan. Namun mediasi tidak ada tanya jawab hingga akhirnya mediasi
belum menemukan solusi yang disepakati.
Pihak Dinas hanya mengatakan bahwa
solusi hanya satu yakni para penarik bentor dihimbau untuk berpindah ke becak
manual. Namun mereka (penarik becak) menolak karena rata-rata usia para penarik
bentor berkisar 70 hingga 80-an. Mereka mengaku
bahwa tenaga mereka sudah tidak cukup untuk mengayuh becak dengan jarak
yang jauh. Larangan bentor beroperasi tersebut merujuk pada Peraturan Polda
No.22 tahun 2009. Gejolak para penarik bentor memuncak hingga digelarnya aksi menuntut
kebijakan pemerintah sejak jumat lalu (19/01).
Menurut pemaparan salah satu koordinator
lapangan, Ismun, mengatakan bahwa demo akan dilaksanakan selama satu minggu
hingga Kamis mendatang (25/01). Ia juga mengatakan bahwasannya hingga hari ini
petugas Pemkab belum ada yang duduk dengan para pendemo untuk memberikan
tanggapan. Bahkan ia juga menegaskan apabila hari ini belum ada pihak pemkab
yang turun, maka malam harinya mereka akan menduduki Pendopo Agung. Lelaki
paruh baya tersebut berkata, “Jika sampai nanti sore belum ada yang turun
untuk duduk bersama rakyat, maka kami akan menduduki pendopo agung,” tegas
Ismun, salah satu pengelola Paguyuban.
Imam Syafii, salah satu penarik bentor
mengungkapkan bahwa pemerintah telah mematikan pekerjaan pokok masyarakat. Ia
menegaskan bahwa melarang beroperasinya bentor maka akan membunuh pendapatan
masyarakat penarik bentor hingga muaranya adalah pembunuhan terhadap pendidikan.
“Bentor adalah pendapatan utama kami, jika tidak diperbolehkan lagi, dengan
apa kami menyekolahkan anak-anak kami. Kalau bentor dilarang, anak kami akan
putus sekolah. Nah, ini akan membunuh pendidikan juga kan,” ungkap Imam
ketika beristirahat di bawah patung Singa bersama para pendemo lainnya untuk
menunggu kejelasan pemerintah.
Keluhan lain mengatakan, “Keluarga ya
terkatung-katung to, mbak, wong pekerjaan utama kok, kalau bentor tidak boleh
jalan ya anaknya putus sekolah,” ungkap Budi Santosa. Senada dengan Budi
Santoso, Supeno pun mengungkapkan hal yang sama, “Intinya, yang penting
bentor bisa jalan, kalau tidak, anak kami gak bisa sekolah bagaimana. Kalau gak
boleh beroperasi, sama aja dengan menciptakan kebodohan,” tegas Supeno.
Mereka tetap menginginkan pemerintah
melegalkan bentor beroperasi. Bahkan
mereka mengaku untuk siap diatur dan siap ditata apabila bentor kembali
dilegalkan. “Kami siap diatur dan siap ditata asal bentor boleh jalan,”
pungkas Imam Syafii.
Haduuuhhh trus kudu pye aku
ReplyDeletePindah becak pancal mawon mas, lebih sehat. :sneered:
Delete