Pemuda dan Peran Potensialnya Membangun Desa
lpmalmillah.com- Di tengah hari aktif masuk
perkuliahan, tepatnya pada kamis (05/04/2018) DEMA Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Ponorogo menggelar acara seminar kepemudaan bertajuk “Peran Pemuda
Millenial dalam Pembangunan Desa”. Seminar tersebut diadakan di Graha Watoe Dhakon
dengan narasumber dari Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (DPM) Ponorogo, Toni Darmawan, dan Wisnu HP sebagai Founder
Pemuda Hebat Ponorogo. Seminar tersebut membahas topik bahwa begitu sentralnya
posisi pemuda bagi kemajuan daerah, khususnya desa.
Berbagai hiburan lagu disajikan oleh UKM ‘Seiya’.
Selanjutnya diskusi dibuka oleh moderator, Anton. Narasumber pertama, Toni, menyatakan
bahwa prasyarat terwujudnya kemandirian desa terdiri atas dua unsur. Unsur
pertama yakni peran dan partisipasi warga desa dalam pembangunan desa sedangkan
unsur yang kedua yakni akuntabilitas
pemerintah desa dalam pengelolaan pembangunan dan anggaran desa. “Pemuda
yang merupakan subjek sekaligus objek kemajuan suatu bangsa harus berperan
aktif dalam membangun desanya,” jelas Toni yang berdomisili di kecamatan Sambit
Ponorogo itu.
Lebih
lanjut lagi, ia menjelaskan bahwa pemerintah desa juga telah menyejajarkan diri
sesuai perkembangan zaman dengan diadakannya Sistem Informasi Desa (SID) yang
memungkinkan kontrol desa oleh masyarakat lebih transparan dan akuntabel. Bahkan,
menurutnya, telah hadir dana desa khusus untuk masing-masing desa sejak tahun
2015 yang membantu desa untuk memajukan desanya tanpa perlu mengajukan proposal
ke tempat lain.
Pembahasan
kedua disampaikan oleh Founder Pemuda Hebat Ponorogo sekaligus penggagas
Ponorogo seribu festival , Wisnu HP yang juga memberi inspirasi positif dalam
rangka membangun kemajuan suatu desa. Diantaranya yakni dengan menggerakkan
pemuda-pemuda desa untuk selanjutnya diwadahi dalam satu gerakan bersama. Sehingga
para pemuda mencari dan menggali potensi desanya untuk kemudian dibangun bersama-sama,
bukan sekedar menuntut dan mengkritik pemerintah.
Dia juga menceritakan pengalaman-pengalamannya
dalam upaya membantu membangun desa di
Indonesia salah satunya desa Glinggang Sampung sehingga terselenggara Festival
Petik Padi yang dimeriahkan ratusan ingkung dan memedi sawah dengan
beragam kreatifitasnya. Ia juga sempat menjelajah Papua dan menemukan keindahan
salah satu desa disana yang memiliki sendang yang elok. “Karena sendang yang kami temukan itu belum bernama, akhirnya
saya mengajukan namanya menjadi sendang Wisnu,” ungkapnya.
Di akhir sesi, Wisnu memberikan merchandise
bagi peserta yang aktif selama seminar berlangsung. Antusiasme peserta tampak
dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber dan juga dari
beberapa komentar seperti yang diungkap Arifah, mahasiswi jurusan PBA. “Saya
menjadi lebih tergerak untuk mencari potensi desa saya sendiri yang selama ini
jarang terpikirkan oleh orang lain, saya terinspirasi dari seminar ini,” terang
mahasiswi yang sedang menempuh semester II itu.
Reporter: Avina & Eka
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.