GENERASI ‘MIGUNANI’, BERARTI UNTUK NEGERI
GENERASI ‘MIGUNANI’,
BERARTI UNTUK NEGERI
Oleh Adzka
Haniina
"Orang yang
terbaik adalah orang yang paling baik perangainya dan paling bermanfaat bagi
sesamanya" ~pepatah
arab~
Berperangai
baik dan bermanfaat memang terdengar biasa, namun tidak semudah itu
mempraktekkannya. Untuk menjadi manusia terbaik, tak cukup memiliki sifat baik
saja. Sifat itu haruslah bermanfaat bagi sesamanya, yaitu untuk banyak orang.
Menjadi bermanfaat harus melalui proses panjang yang cukup menguji niat manusia.
Seperti
yang dilakukan oleh teman-teman KP2I (Komunitas
Peduli Pendidikan Indonesia) di Dusun Jurang Sempu, Dayakan, Badegan,
Ponorogo. "Romadhonan Migunani" merupakan salah satu agenda
yang menjadi upaya untuk migunani (bermanfaat) bagi sesama.
Bukan
main perjalanan yang ditempuh untuk mencapai Jurang Sempu. Jalanan yang dilalui
terjal berliku. Jalanan terdiri dari pasir dan penuh batu. Tak jarang ada
tanjakan cukup tajam yang mempersulit perjalanan. Dusun Jurang Sempu berada di
ujung atas, di tengah-tengah pegunungan yang dari kota hanya terlihat hijau pepohonannya saja.
Setiap
hari masyarakat Jurang Sempu memakan nasi tiwul sebagai makanan pokok. Panen ketela pohon sebagai bahan dasar tiwul dua kali dalam satu tahun. Pengolahannya pun cukup lama dan tidak sepraktis beras. Toh mereka
tetap menikmati dan mensyukurinya.
Mayoritas
profesi mereka adalah buruh. Ada yang buruh tani, banyak juga buruh di lahan
Perhutani. Sulitnya jika cuaca dan keadaan tanah kurang mendukung, mereka akan
kehilangan pekerjaan dan terpaksa menjadi buruh di luar pulau. Penghasilannya tidak seberapa, apalagi di zaman modern ini. Lembaga Pendidikan pun minim di daerah, apalagi persoalan fasilitas kesehatan. Adanya hanya dukun lahir, tidak ada bidan atau perawat untuk warga Jurang Sempu.
Satu-satunya
sekolah yang ada di Jurang Sempu adalah Sekolah Dasar. Modelnya pun Paralel,
hanya kelas 1 sampai kelas 3. Ketika naik kelas 4, anak-anak harus turun lebih
jauh di RT bawah. Kalaupun anak-anak ini mau melanjutkan ke jenjang
selanjutnya, maka SMP terdekat ada di Dusun Karangan, dimana menjadi tempat
paling jauh bagi warga Jurang Sempu untuk bersekolah.
Anak-anak
Jurang Sempu punya semangat belajar yang tinggi. Berjalan kaki hingga setengah
jam sudah menjadi makanan sehari-hari. Beberapa kilometer ditempuh bukan
sesuatu yang aneh lagi. Budaya bermain sebelum masuk sekolah merupakan
pemandangan indah setiap pagi. Harmoni kebahagiaan begitu terasa pada setiap
nuansa. Mereka berteriak dan saling berkejaran bermain sepakbola. Keceriaan terbawa hingga sang Guru tiba di sekolah yang sebatas mempunyai dua ruang kelas tersebut.
Pemeriksaan kesehatan warga Jurang Sempu yang diadakan oleh KP2I |
Di
sanalah KP2I mengabdikan diri selama tiga hari. Agenda-agenda yang diadakan
dibungkus santai namun bermanfaat. Dimulai dari nonton bareng film pendidikan
bertajuk "Semesta Mendukung". Antusias warga cukup tinggi, namun
hanya warga sekitar lokasi nobar yang hadir. Pengantar yang disampaikan oleh Katimun,
selaku kepala dusun setempat, mengawali pembukaan nobar. Ya, walaupun
tidak menonton hingga akhir adegan karena sudah terlalu malam, warga tampak
senang, semacam habis menonton layar tancap.
Keesokan
harinya dibuka pemeriksaan kesehatan bagi warga, juga diadakan perlombaan
keagamaan untuk anak-anak. Pada malam harinya, digelar buka bersama yang lokasinya
dibagi menjadi tiga tempat. Maklum, warga RT 1 sampai 6 rumahnya berjauhan. Sebagian
terletak di dataran yang atas, sebagian yang lain di bawah. Jadi, supaya tidak
mempersulit tenaga dan juga warga berkenan datang pada acara buka bersama,
dimintalah KP2I mengadakan di tiga tempat, yakni di RT atas (RT 06 dan RT
04) dan tengah (RT 03). Mereka sedikit kesusahan membawa puluhan nasi kotak ke
RT atas yang melewati jalan kelak-kelok dan terjalnya paling parah. Tapi semua
tetap bisa buka bersama di waktu yang tepat dengan bahagia.
Malam
harinya diadakan pengajian yaitu ‘Pengajian Pendidikan’. Muhammad Nurdin, dosen
pendidikan IAIN Ponorogo, diminta mengisi pengajian tersebut. Ia menyampaikan
pengajian dengan menggunakan media video yang ditampilkan pada layar
LCD. Salah satu yang paling ditekankan dalam pengajian itu adalah pentingnya
pendidikan hingga ke jenjang tertinggi. Materi dituturkan secara santai dan
bersahabat membuat suasana menjadi hangat. Ditambah dendang lagu Qosidah
dari UKI (Unit Kegiatan Islam) Ulin Nuha IAIN Ponorogo turut menghibur undangan
yang hadir.
Sebagai
penutup, KP2I menyalurkan kasih sayang donatur pada warga Jurang Sempu. Kepada
warga yang membutuhkan diberilah sembako. Lalu, kepada anak sekolah yang
berprestasi dan kurang mampu, KP2I menyalurkan beberapa beasiswa agar bisa
melanjutkan belajar ke Madrasah Tsanawiyah (MTs.) dan Madrasah Aliyah (MA)
Ma'arif Nahdlatul Ulama Banyudono, Jarakan, Ponorogo.
Berbagai
cara bisa ditempuh untuk menjadi bermanfaat. Hal yang bisa diambil dari pengabdian
semacam itu adalah perlulah kita mencari orang-orang yang lebih berhak untuk
menerima manfaat dari kita. Meski Jurang Sempu tidak sepenuhnya terbantu, tapi
agenda yang menghibur serta beberapa bantuan yang tersalurkan bisa menjadi
contoh kebaikan, khususnya sebagai generasi muda. Karena, “hidup tanpa
migunani merupakan hidup tanpa arti”.
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.