NGAJI BARENG, KIAI CINTA: Ubah Kebiadaban Menjadi Peradaban
Reporter: Ula
Foto: Abidin
Foto: Abidin
www.lpmalmillah.com-
Kamis malam (31/05/18) Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) fakultas syariah dan Senat Mahasiswa
(SEMA) fakultas syariah mendundang Kiai Budi Harjono dari Semarang sebagai pengisi
acara dalam rangka Ngaji Bareng Kiai Cinta dengan tema: “Menebar Kasih Sayang”.
Bertempat di Graha Wathoe Dhakon acara ini dimulai pada jam 21.15.
Ngaji
tersebut turut mengundang seluruh dosen dan pengeola fakultas syariah, juga dihadiri
oleh ratusan mahasiswa dan puluhan penari sufi yang datang dari berbagai daerah
di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Acara awal diisi dengan penampilan grub
al-banjari dari UKM Uki Ulin Nuha dan persembahan puisi dari mahasiswa.
Adhie
Handika selaku ketua DEMA fakultas syariah mengatakan
bahwa acara ini bertujuan untuk menetralisir
perbedaan sekaligus ajang berkumpul para mahasiswa. “Sungguh nikmat jika kita berkumpul disuatu tempat tanpa ada perbedaan,” ujar Dika.
Kiai Budi Harjono datang dan disambut oleh puluhan tari sufi dan
gema sholawat yang menambah semarak suasana spiritual di Graha Watoe Dhakon. Kiai Budi Harjono memaparkan tentang tari sufi
ia menjelaskan bahwa tari sufi ialah bentuk rindu dari
manusia kepada Nabi Muhammad saw dan Allah SWT.
Dalam bahasa
sastranya ia mengatakan, “aku melihat air hujan, air
hujan jatuh di bumi sedangkan hujan cahaya jatuhnya dihati,” jelas Kiai Budi.
Ia juga sedikit menguraikan tentang
Radikalisme, salah satunya yakni bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya
beberapa waktu lalu. “Dengan cinta bisa merubah
kebiadaban menjadi peradaban,” lanjutnya.
Rasa
puas atas kehadiran Kiai Budi Harjono di IAIN Ponorogo turut dirasakan oleh wakil
dekan bidang kemahasiswaan dan kerjasama Fakultas Syariah. Ia menilai bahwa
acaranya sangat meriah dan bagus untuk penyegaran otak mahasiswa. Karena jarang sekali kampus hijau ini mengadakan acara yang sarat
dengan nilai spiritualitas. “Saya sangat puas sekali dengan acara ini, walaupun
banyak kalangan dosen yang tidak bisa hadir karena waktunya memang sudah malam,” tutur Moh. Mukhlas.
Tak ada antonim dari kata indah.
ReplyDeleteSalam pers.... 👍❤
salam persma !!!
Delete