Dana PBAK Meningkat Dua Kali Lipat, Alokasi Masih Sama
www.lpmalmillahh.com- Pengenalan
Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo adalah agenda wajib setiap tahun yang dilaksanakan untuk mengenalkan
dunia kampus bagi mahasiswa baru (MABA). Tentunya dalam pelaksanaan PBAK
sendiri tidak terlepas dari dana yang digunakan sebagai penunjang utama
kegiatan. Tidak bisa dipungkiri
bahwa keuangan adalah hal yang cukup krusial untuk memenuhi segala kebutuhan
kegiatan. Lalu bagaimana rincian dana yang dianggarkaan untuk PBAK tahun 2018? Bagaimanakah dana tersebut digunakan untuk memaksimalkan
penyelenggaraan PBAK?
Mahasiswa
Baru (MABA) tahun ini berjumlah 2.647 dan dana yang dianggarkan sebesar 320
juta. Namun lain halnya dengan dana tahun
sebelumnya (2017) jumlah keseluruhan MABA 2.237 dan dana yang dianggarkan
sebesar 154 juta (lihat http://www.lpmalmillah.com/search?q=anggaran).
Jumlah MABA yang meningkat tentunya akan
menambah anggaran yang diperlukan untuk menyelenggarakan PBAK tersebut. Akan
tetapi, dengan perbedaan hanya 410 mahasiswa, peningkatan anggaran dua kali lipat dapat
dikatakan sebuah kejutan.
Crew LPM pun
berusaha mencari kejelasan dari anggaran tersebut.
Khoirul Anam selaku bendahara PBAK 2018 mengatakan bahwa anggaran dana sebesar
itu dialokasikan untuk keperluan agenda PBAK hingga kebutuhan pribadi MABA. “Kalau ini dananya dari Rencana Kerja dan Anggaran
Kementrian Negara atau Lembaga (RKKL), Nah kita sudah turun 320.000.000.
breakdown nya masing—masing dapat konsumsi sesekian, snack, ATK sama sewa
panggung, dll,” paparnya kepada LPM
aL-Millah.
Berdasarkan
pernyataan Khoirul Anam, penggunaan anggaran tahun lalu dan tahun ini masih relatif sama. Lantas apa yang menyebabkan
anggaran bertransformasi
menjadi dua kali lebih
meningkat dibandingkan tahun lalu?
Dana
PBAK dialokasikan untuk tiap fakultas disesuaikan
dengan kebutuhan mahasiwa baru dan panitia. Hal ini dipaparkan oleh Khoirul Anam,
jumlah MABA dari masing-masing fakultas, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FATIK) berjumlah 1.451, Fakultas Syariah (FASYA) 321, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) 607, dan Fakultas Usuludin Adab dan Dakwah (FUAD) 271 MABA.
Ia juga memaparkan pembagiaan alokasi dananya. “FATIK 136.940.000, FASYA 35.200.000,
kemudian FEBI 58.875.000, dan FUAD 30.275.000. Serta
modul 28.000.000 dan anggaran DEMA 30.710.000,”
terangnya.
Senada dengan itu, Aruny Hayya selaku DEMA FUAD
mengatakan dana PBAK FUAD adalah 30,2 juta sekian. Dana
tersebut turun secara cash dari
Institut ke bendahara dan Dekanat FUAD yang disaksikan ketua DEMA FUAD dan
bendahara panitia PBAK “Awalnya itu kaya dikasih DP, ngajuin RAB turunya 20 juta, kalau mau nurunin sisanya itu harus ngajuin kekurangannya itu,” ujar Aruny.
Dana
PBAK yang dialokasikan kepada Fakultas, tentu saja segala kebutuhan peserta menjadi tanggungjawab
fakultasnya masing-masing. Hal ini diamini ketua DEMA FASYA, Silvia Nahlasari. ”PBAK
Institut itu konsumsinya juga dari fakultas masing-masing, jadi beda-beda.
Sebenarnya mau di jadikan satu buat Institut biar sama tapi koordinasi gak
tuntas, jadi sendiri-sendiri,”
ujar Silvia.
Menurut
Anam anggaran terbesar dihabiskan untuk konsumsi panitia dan MABA. Panitia PBAK berjumlah 10% dari jumlah mahasiswa
baru. Hal itu tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Dirjen. “Ada untuk konsumsi per peserta dan panitia itu 7500, standart dan
sudah sama pajak. Terus snack 5000 per panitia dan peserta itu juga sudah sama
pajaknya,”
terangnya.
Apabila
dana terbesar dialokasikan untuk dana konsumsi, maka jumlah mahasiswa baru seharusnya
mencapai dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Sedangkan tahun ini mahasiswa baru hanya bertambah 410 mahasiswa saja dibanding tahun sebelumnya. Akan
tetapi anggaran dana tahun ini justru meningkat
dua
kali lipat. Mengapa hal ini bisa
terjadi?
Silvia
juga memaparkan terkait fasilitas yang didistribusikan kepada maba yakni sewa
panggung dan sound, konsumsi, id card fakultas dan ATK. “Kalau
sertifikat itu disepakati ditaruh Institut,” imbuhnya.
Pemenuhan fasilitas PBAK bagi maba terlihat telah tersalurkan sesuai dengan rincian panitia
dalam pembelanjaan anggaran yang disebutkan. Hari pertama PBAK (13/0818) saat
PBAK Institut seluruh MABA mendapatkan modul PBAK yang dibagikan panitia. Ainur
Rohman, MABA jurusan Pendidikan Bahasa Arab
(PBA) mengatakan
bahwa ia telah menerima fasilitas. “Dapat ATK, Konsumsi, sama materi,” ujar Ainur.
Selain
jumlah maba yang tidak meningkat dua kali lipat, dengan adanya anggaran di atas,
dapat dilihat bahwa fasilitas yang didapatkan oleh mahasiswa baru juga masih
sama dengan tahun lalu. Jika demikian, maka kemungkinan besar tahun ini akan ada sisa
dana lebih.
Perihal kelebihan dana tersebut, M. Muhsin
selaku ketua PBAK menanggapi bahwa kelebihan dana itu tidak bisa, karena dana yang turun telah dicukupkan
sesuai rincian kebutuhan. “Kalau
ada kurang, harus bisa jadi evaluasi untuk tahun
berikutnya, kekurangan dana dalam perencanaanya.
Sebenarnya yang dicairkan ini kasbon, namanya uang pinjaman (UP),” ujar Muhsin.
Khoirul
Anam pun ikut angkat bicara, ia mengungkapkan terkait kelebihan atau sisa dana
apabila terjadi tidak dapat diambil kembali, harus dipertanggungjawabkan ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madiun. “Saya mempertanggungjawabkannya ya real, anggaran ini
adanya di KPPM, saya membawa kwitansi dari fakultas ke Madiun sejumlah yang
real. Tidak ada bahasa sisa karena saya dipinjami dari KPPM. Apabila ada
kelebihan nanti disetorkan ke bendahara PBAK lalu ke kas negara dan selanjutnya
ke KPP Madiun,” ujar Anam. (depth.Ula, Yulia, Zona, Fia, Mala.magang)
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.