Orasi dalam Lingkup Peran dan Fungsi
Opini oleh Avin Sri Santoso
Orasi adalah
sebuah pidato formal, atau komunikasi oral formal yang disampaikan kepada
khalayak ramai. Orasi sebagai salah satu bagian dalam kegiatan PBAK. Hal itu menjadi motivasi mahasiswa baru agar lebih semangat
dalam proses kegiatan, berfikir kritis serta memberikan gambaran peranan mereka
sebagai mahasiswa.
Orasi dalam PBAK
menjadi penting karena dapat menambah wawasan mahasiswa baru. Pernyataan
tersebut berdasarkan ungkapan dari Yuliana, maba FATIK, “Pada orasi terdapat
pelajaran yang dapat dipetik seperti mengembangkan nalar serta pola berfikir
kritis dan pengetahuan secara umum mengenai fungsi seorang mahasiswa.” Dapat diartikan adanya
orasi sangat mendukung maba untuk berfikir secara kritis sehingga menimbulkan
manfaat yang baik.
Hal ini dapat
dilihat dari konten orasi yang mencakup aspek sosial, kebangsaan, persatuan dan ketertiban. Materi
orasi seperti itu dapat menimbulkan pemikiran kritis. Sehingga dalam orasi
sering kali didapati orator yang menggebu-gebu dalam menyampaikan orasinya agar
mahasiswa baru lebih terpacu hati dan pikirnya. Adie Handika selaku Presiden
Mahasiswa mengatakan bahwa aktivitas orasi dirasa sangat penting untuk
membangkitkan jiwa mahasiswa baru.
Orasi merupakan tradisi yang harus dilakukan sebagai
pemicu semangat mahasiswa baru. “Orasi itu adalah tradisi. Kalau bisa maba itu
dikompori biar chaos sekalian,” begitulah ungkapan presma tersebut.
Dalam
hal penyampaian orasi, seorang
orator harus paham betul dan mampu memberi contoh sesuai dengan
yang diutarakan. Sehingga orator mampu menyampaikan secara baik dan
bisa memberikan contoh sesuai apa yang disampaikan agar mahasiswa baru dapat mempersepsi
hal tersebut sebagai positif.
Akan tetapi apabila dalam penyampaian orasi tidak disertai
dengan contoh sesuai yang diutarakan maka menimbulkan persepsi negatif dalam otak
mahasiswa baru atas ketidaksesuaian antara konten orasi dengan tindakan
sehari-hari. Hal ini pun juga berangkat dari ungkapan Ulul, salah satu maba FUAD. “Sebagian sudah
dicontohkan akan tetapi ada pula yang belum seperti masih ada panitia yang
terlambat, katanya tidak boleh memakai celana jeans tapi mereka masih ada yang
pakai, tidak boleh merokok disaat berjalannya PBAK namun mereka sendiri masih
melakukan hal tersebut, seharusnya dapat memberi contoh yang baik.”
Presiden
mahasiswa IAIN Ponorogo pun menyalurkan tanggapannya terkait konten orasi yang
diucapkan oleh orator. Ia beranggapan bahwa memberi
contoh tindakan yang tidak sesuai dengan ucapan orator menjadi
salah satu pemicu mahasiwa baru untuk berfikir kritis. “Itu
termasuk salah satu cara kami untuk menimbulkan pikiran kritis maba, semisal
saya berbicara harus berpakaian rapi namun saya sendiri penampilanya tidak rapi
atau panitia pun penampilanya tidak rapi, dengan begitu mahasiswa baru
bertanya-tanya dan bisa berpikir kalau itu perbuatan salah serta mampu menegur,
sehingga pola berpikir kritis mahasiswa
baru dapat terbentuk”.
Akan tetapi masih
banyak cara agar bisa menimbulkan pola pikir kritis mahasiswa, seperti memberi
contoh yang sesuai dengan yang diungkapkan, memberikan suatu hal yang baik agar
dapat membentuk pola pikir kritis mahasiswa. Pada dasarnya mahasiswa baru
cenderung mencontoh hal-hal baru dari lingkungan barunya. Sehingga contoh proyeksi yang baik merupakan hal penting dan
mendukung konstruksi pikiran maba.
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang mampu memberikan
contoh sesuai
dengan apa yang dia ajarkan.
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.