Pentingkah PBAK Bagi Mahasiswa?
www.lpmalmillah.com- PBAK (Pengenalan Budaya
Akademik dan Kemahasiswaan) menurut SK Dirjen Pendis Nomor 4962 Tahun 2016 adalah
instrumen pertama yang diselenggarakan oleh PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam) dalam membantu proses sosialisasi
mahasiswa baru ke dalam budaya akademik dan sistem yang berlaku di PTKI. PBAK
di lingkungan PTKI merupakan langkah awal bagi mahasiswa baru untuk mengenal
sejarah kampus, antropologi kampus, jenis-jenis kegiatan akademik, sistem
kurikulum, model pembelajaran, pimpinan PTKI dan lain-lain.
SK tersebut
menjelaskan, PBAK juga diharapkan bisa menjadi wahana awal antar sesama
mahasiswa baru untuk saling mengenal, menjalin komunikasi dan mempererat
silaturahmi. Disamping fungsi utamanya
sebagai orientasi penyadaran mahasiswa sebagai insan akademik yang memiliki
tanggungjawab sosial dan akademik sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
Berdasarkan penjelasan di
atas, PBAK menjadi hal yang
penting
dilalui oleh mahasiswa baru.
PBAK diproyeksikan sebagai jembatan pengantar mahasiswa memasuki gerbang kampus.
Tetapi, apakah mahasiswa
merasakan dampak tersebut, atau malah sebaliknya? Benarkah mahasiswa
dapat mengenali kampusnya melalui agenda PBAK?
Hal ini menuai berbagai
tanggapan dari mahasiswa.
Beberapa
mahasiswa menganggapnya penting karena menjadi sarana pengenalan kampus. Salah
satunya diungkapkan oleh Ayuk, peserta PBAK angkatan
2017. Ia mengaku dapat
mengenal organisasi mahasiswa melalui PBAK. “Saya mengikuti mapala taunya
dari PBAK dan ilmu yang saya dapat bermanfaat,” ujarnya yang juga anggota
Mapala Pasca ini.
Jika Ayuk mengetahui
organisasi melalui PBAK, lain dengan Siti Azizah Basithoh, yang juga merupakan mahasiswa
angkatan 2017. Ia tidak mengikuti PBAK tetapi mengetahui HMJ (Himpunan Mahasiswa
Jurusan) melalui kegiatan ta’aruf di jurusannya. Selain itu, ia aktif
bertanya mengenai organisasi dan segala hal tentang kampus kepada kakak tingkatnya.
”Saya mengikuti HMJ dari sering nanya-nanya ke kating (kakak
tingkat.red) soal organisasi,” ujar Azizah yang merupakan mahasiswa jurusan
MPI ini.
Terlepas dari
pengetahuan yang akan didapat saat PBAK, terdapat mahasiswa yang menganggap urgensi PBAK bukan menjadi
masalah yang besar. Hal ini diungkapkan oleh Depri Fija, mahasiswa baru 2018 jurusan Pendidikan
Agama Islam, PBAK memanglah penting sebagai proses adaptasi mahasiswa baru. Tetapi menurutnya PBAK terlalu bertele-tele. Ia
mengatakan seumpama tidak neko-neko dan tidak banyak bercanda menurutya
mungkin lebih bagus. “Kalau
menurutku penting, tapi kalo tidak ada PBAK juga nggak apa-apa.”
Di sisi lain, terdapat
mahasiswa yang murni mencari pengalaman dalam PBAK. Salah satunya adalah Nabila
Roudhotul, mahasiswa baru Pendidikan Bahasa Arab.“Cari pengalaman,
tambah teman juga,” katanya.
Senada dengan itu, Ketua
DEMA Institut menyampaikan bahwa PBAK sangat mempengaruhi MABA kedepannya. ”PBAK
wajib diikuti, mindset pertama dalam mengenal perguruan tinggi dibangun melalui
PBAK,” ujar Adhie Handika, mahasiswa Ahwal Al-Syakhsiyah semester 7 ini.
Presiden
Mahasiswa IAIN Ponorogo tersebut juga menyatakan
apabila tidak mengikuti PBAK tahun ini maka wajib mengulang di tahun depan.
Akan tetapi, hal itu masih berupa wacana. “Masih ada tindakan lanjut, jika
tidak mengikuti PBAK ada kebijakan lain tapi itu masih wacana perlu penggodhokan
lagi. Bisa berlaku atau tidak,” ujar Adi Handika.
Pentingnya diadakan
PBAK tersebut juga dibenarkan oleh Muhsin, Ketua Panitia PBAK 2018 sekaligus yang
menjabat sebagai Kabag Akademik dan Kemahasiswaan. Walaupun demikian, ia juga
menyatakan jika keikutsertaan mahasiswa dalam PBAK tidak mempengaruhi kegiatan
perkuliahan, tetapi mempengaruhi kegiatan kemahasiswaan (keorganisasian). “Mahasiswa
yang tidak mengikuti PBAK tidak bisa menjadi pengurus BEM, cuma bisa menjadi
anggota karena itu memang haknya. Walaupun di lapangan masih belum berjalan
secara tertib,”
terangnya.
Esensi
PBAK demi proses inkulturasi atau pengenalan menjadi sangat penting bagi
mahasiswa baru. Akan tetapi ketidakpastian pengaruh PBAK bagi kelangsungan
hidup mahasiswa di kampus ke depannya menjadi alasan 'kendurnya' urgensi PBAK. (depth.Eka,
Umi, Ririn, Icha.magang)
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.