SG FATIK: SUKSES HARUS DETAIL DAN JELAS
www.lpmalmillah.com- Selasa (18/09/2018) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK) IAIN Ponorogo menyelenggarakan Studium General bertempat di Graha Watoe Dakon. Acara ini mengambil tema “Menumbuhkan Mindset Sukses, Menyongsong Era Emas Indonesia 2045” dengan mendatangkan narasumber Agus Hadi Nahrowi, (coach, trainer, fasilitator, mediator, NLP practitioner, dan writer) beserta Nurul Iman (lecturer dan motivator). Sebelum acara dimulai terdapat pemutaran video yang menggambarkan aktivitas mahasiswa di kampus, hingga pada pukul 08:30 Studium General pun dimulai. Acara berjalan kondusif dan mahasiswa antusias mengikuti acara, tetapi ada banyak mahasiswa tidak bisa masuk ke dalam Graha Wathoe Dakon dikarenakan terbatasnya tempat duduk yang telah disediakan.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran kemudian menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Khasnun selaku Wakil Dekan II. Acara dilanjutkan oleh Miftahul Ulum selaku Wakil Dekan I memberikan sambutan sekaligus membuka acara Studium General FATIK. Kharisul Wathoni selaku Kajur Fakulatas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan bertindak sebagai moderator.
Studium General pada materi pertama di sampaikan oleh Nurul Iman. Ia memulai materi dengan memberikan sebuah permainan untuk mengasah otak. Selain itu ia juga memberikan rahasia sukses kepada peserta seminar dengan sebutan “5K Ojo Wis”. “5K” meliputi Kesadaran, Kesungguhan, Kejujuran, Kebersamaan dan Keterbukaan sedangkan “Ojo Wis” berarti Ojo Wedi Ojo Isin Ojo Sungkan yang mempunyai makna mahasiswa harus menjadi tangguh, ulet, komunikatif serta kreatif. “Rahasia sukses sebagai kesempatan mahasiswa untuk menjadi tangguh, ulet, komunikatif dan kreatif”, jelas dosen dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo itu.
Di akhir sambutan Nurul menambahkan bahwa sukses harus di persiapkan, serta suatu permasalahan harus dihadapi bukan untuk dihindari. “Masalah itu untuk dihadapi bukan lari dari masalah”, tambahnya.
Sementara itu, materi kedua di sampaikan oleh Agus Hadi Nahrowi. Ia memaparkan mengenai mindset sukses. Dalam memberikan materi ia mengatakan bahwa sukses harus bermimpi sedetail mungkin dan sukses harus jelas dengan fikiran kita. “Mimpi itu harus sedetail mungkin, sukses harus jelas dengan fikiran anda”, tuturnya.
Selanjutnya, pria yang biasa di sapa Gus Rowi ini juga menjelaskan bahwa seseorang harus mengubah pola fikir dari fix mindset menjadi growth mindset. Pola fix mindset adalah suatu pola fikir yang ada sejak manusia lahir, sedangkan growth mindset adalah suatu pola fikir yang kita dapat melalui proses belajar.
Selain itu, Agus Hadi Nahrowi di akhir materinya mengatakan bahwa kita jangan mudah menilai sesuatu baik atau buruk, salah atau benar, kebenaran hanya milik Allah. Semua tergantung presepsi serta lensa pemikiran kita. “Semua tergantung presepsi dan lensa anda, anda yang membentuk dan yang terbaik buat anda sendiri “, jelasnya.
Tanggapan dari mahasiswa diungkapkan oleh Lailatul Badriah mahasiswi semester 1 jurusan Pendidikan Agama Islam, bahwa acara ini berguna untuk memotivasi dirinya agar lebih termotivasi dari sebelumnya. “Acara ini berguna tuk memotivasi diri agar lebih baik dari yang sebelumnya”, ungkap Laila.
Sedangkan Abdul Muiz mahasiswa semester 3 jurusan Pendidikan Bahasa Arab juga mengatakan bahwa acara ini sangat bermanfaat bagi dirinya untuk bekal meraih cita-citanya serta memotivasi dirinya. “Pesannya dengan sedikit pengalaman dari beliau-beliau ini bagi saya sangat memotivasi untuk mencapai cita-cita saya”, katanya.
Di penghujung acara moderator, Kharisul Wathoni mengambil kesimpulan dari kedua materi yang telah disampaikan yakni kita harus berfikir positif (positive thinking), kita juga sebaiknya menjadi diri kita sendiri (be your self), selain itu juga mengubah pola fikir fix mindset menjadi Growthmindset. “Saya menggaris bawahi kesimpulan dari materi adalah be positive, be your self, dan ubah fix mindset menjadi growth mindset”, jelasnya. (Ririn, Lia.crew)
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.