Sang 'Pelopor' Ternak Lebah Jurang Sempu
Jurnalis Lia Hikma
Setiap gerakan pasti ada yang menggerakkan. Begitupula
aktivitas ternak lebah madu di kawasan Ogal Agil, dusun Jurang Sempu desa
Dayakan kecamatan Badegan ini. Pelopor gerakan ternak lebah madu tersebut adalah
Bejan,
seorang bapak dengan 3 anak
laki-laki yang juga menjabat sebagai
ketua RT 06. Sore itu, ia bercerita
tentang ternak lebah yang ditelateninya
sejak tahun 2011
silam. Duduk bersimpuh
dan senyum cerianya menambah
hangatnya
suasana saat kami datang mewawancarainya.
Pakaian yang ia kenakan sangatlah sederhana. Ia pun dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. Berangkat dari dukungan
keluarga, ia bersemangat untuk
memajukan lingkungan yang ia pimpin.
Bejan
berusaha agar masyarakat di lingkungannya bisa menjadi peternak lebah. Karena dengan
beternak lebah, ia yakin bisa mengembangkan wilayahnya dengan usaha berdikari tanpa tergantung dengan pemerintah. Sebelum
mengembangkan usaha, Bejan memulai usaha dari melihat proses pembuatan yang
dilakukan oleh saudaranya. Dari situ ia mencoba beternak lebah dirumahnya
sendiri. Tentu bukan hal yang mudah untuk mempraktikkannya. “Banyaknya
rintangan dan halangan tidak bisa dijadikan alasan untuk terus berkreasi di
desa sendiri,” tutur lelaki berusia 45
tahun tersebut. Seiring berjalannya waktu, ia mulai belajar dari pengalaman
yang akhirnya membuatnya bisa bertahan menjadi peternak lebah. Kemudian
pemimpin yang dikenal giat itu, berinisiatif untuk mengajarkan ternak lebah ke warganya. Ia mengumpulkan warga untuk mensosialisasikan
ide inovatif tersebut.
Musyawarah diadakan dengan tujuan untuk
mengubah stigma warga untuk tidak menggantungkan hidup hanya pada buruh tani
saja. Tapi bisa melirik usaha lain yaitu beternak
lebah yang hasilnya lebih menjanjikan daripada hanya sekedar
buruh tani. Buruh tani sendiri upahnya tidak menentu per hari dan bekerja
tergantung musim. Sedangkan beternak
lebah dapat
menghasilkan keuntungan 2 kali lipat daripada buruh tani. Bejan mengatakan siap
memberikan ilmu yang dia miliki
pada warga. Ia
juga siap memberikan pelatihan kepada warganya. Seringkali ia
terjun
langsung ke rumah warga yang ingin belajar ternak lebah. Tetapi ada juga warga yang datang langsung ke
rumah Bejan, sedekar ingin belajar
langsung kepadanya.
Meskipun
perjuangannya banyak ditiru masyarakat, lelaki ini tidak merasa disaingi karena
ia beranggapan bahwa susah senang adalah
milik bersama. Karena di lingkungannya sendiri,
saling bahu membahu dalam segala hal, tak terkecuali
dalam usaha peternakan lebah ini.
Mereka belajar bersama dan untung rugi
pun juga bersama. Rasa saling berkompetisi seakan tak ada di benak mereka.
Seperti ungkapan yang disampaikan oleh Umar selaku peternak lebah di sana, “Budi daya ternak
lebah itu ya dipakai sendiri, hasil sendiri meskipun kita tukar ilmu dari Pak Bejan ya untuk orang sini
juga”, ungkapnya.
Proses penjualan madu
asli Ogal Agil ini hanya mengandalkan publikasi
dari mulut ke mulut. Dan ternyata banyak orang yang
memesan madu asli Jurang Sempu ini. Mulai daerah Ponorogo, Madiun, hingga Jawa
Tengah yaitu daerah Wonogiri. Lebih unik
lagi ada orang Arab
yang juga memesan madu dengan perantara TKW yang keja
di Arab Saudi juga ikut
mempromosikannya.
Sedangkan untuk harga jualnya, madu
hasil peternakan itu
dihargai 200 ribu per botol.
Warga peternak lebah pun juga mengikuti pak RT
(Bejan.red) untuk menjual dengan harga yang
sama. Tidak ada persaingan harga dalam dunia mereka.
Ibarat murid yang mengikuti gurunya. Pak
RT sang pelopor adalah panutannya.
Mereka mengaku penghasilan ternak
lebah lebih
menjanjikan daripada buruh tani. Menurut Suyadi, “Dia sangat berkembang dan
baik dalam memajukan perekonomian di lingkungan sini, dalam hal penghasilan”, ujar salah satu peternak
lebah yang mengikuti arahan Bejan
sebagai RT.
Ketua
RT ini, mengharapkan agar ada pengepul yang bisa membantu publikasi madu Ogal Agil supaya dikenal dan dijual semakin
luas. Mereka ingin usaha ini perkembangan pesat ke masyarakat luas. Harapannya
ia ingin agar warganya beternak
madu semua agar
daerahnya itu dikenal dengan madu khas Ogal Agil. "Saya berharap ada
pengeruk madu serta warga di sini bisa ternak lebah semua," ucapnya
dengan penuh harap. (Features/PJTD18)
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.