Kontroversi dan Urgensi Wacana Perpustakaan di Kampus 2
Foto oleh:Zanida
Penulis: Zanida
IAIN Ponorogo- Nihilnya
perpustakaan di kampus 2 menimbulkan keresahan dari kalangan mahasiswa. Perpustakaan merupakan fasilitas
yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan dosen dalam aktivitas mencari informasi dan referensi.
Berbagai respon dari mahasiswa muncul atas ketiadaan perpustakaan di kampus 2
tersebut.
Salah satunya dibuktikan dengan lokasi perpustakaan jauh dan terbatasnya
jumlah buku yang tidak setara dengan banyaknya mahasiswa. Roni, mahasiswa Muamalah
mengungkapkan keresahannya terhadap perpustakaan yang jauh sehingga menyulitkan
dalam mengerjakan tugas. “Menyulitkan saat membuat makalah, sulit mencari referensi dan tempatnya jauh,” ungkap Roni.
Senada dengan hal tersebut, Tari Lestari,
mahasiswa Muamalah mengungkapkan bahwa peran
perpustakaan dikalangan mahasiswa dan dosen amat
penting. Ia juga mengharapkan ketersediaan buku-buku tentang hukum juga
ditambahkan di perpustakaan. “Penting dan menguntungkan karna memudahkan untuk
mencari referensi juga kalau
bisa buku-buku tentang hukum ditambahkan ” ungkap mahasiswa yang sedang menjalani studinya tersebut.
Selain itu pembangunan stadion yang didahulukan menimbulkan tanda tanya besar terhadap wacana dibangunnya perpustakaan. Hal itupun
diluruskan oleh Muhtadin, selaku Kasubbag Tata Usaha Hubungan Masyarakat dan
Rumah Tangga (TUHRT) yang menyatakan bahwa kampus saat ini sedang dalam tahap akreditasi.
Sehingga untuk memenuhi syarat akreditasi, pihak kampus membangun
stadion terlebih dahulu. “Saat ini kampus sedang dalam transisi akreditasi. Kampus kan sudah memiliki perpustakaan, akhirnya kita membangun
stadion terlebih dahulu,” jelas Muhtadin.
Rencana
pembangunan perpustakaan pun masih dalam proses pemetaan dan
pertimbangan. Karena belum diketahui berapa fakultas yang akan
dibangun di kampus dua nantinya. “Proses pembuatan perpus ini masih dalam proses
pemetaan dan dipertimbangkan karena belum diketahui akan
ada berapa fakultas dikampus dua dan tata letak geografis gedung itu sendiri”, papar Muhtadin
Muhtadin juga menerangkan bahwa idealnya perpustakaan
berada disetiap fakultas masing-masing. “Idealnya disetiap fakultas memiliki perpustakaan
sendiri, juga karna tingkat keefektifan dalam proses mencari sumber-sumber informasi lebih cepat dan terjangkau.” Terangnya.
Hal tersebut disetujui oleh Muhammad Munir selaku Dekan Syariah. Ia menerangkan idealnya setiap fakultas
memiliki perpustakaan sendiri karena sebagai penunjang intelektual mahasiswa juga dosen. Selain itu ia juga berharap,
“Ketika perpustakaan sudah dibangun jangan
dibiarkan perpustakaan itu kosong, mahasiswa harus aktif dalam meminjam buku,
mengikuti organisasi dan kegiatan kampus yang lain, dengan hal itu nantinya
output mahasiwa juga lebih tangguh.”
Kedepannya, Muhtadin berharap keluhan-keluhan mahasiswa mengenai pentingnya peran
perpustakaan di kampus dua bisa menjadi semangat untuk segera membangun sarana
perpustakaan. ”Semoga dengan adanya keluhan-keluhan tersebut bisa menjadikan semangat kami untuk segera membangun sarana
perpustakaan, meningkatkan sinergi bersama, dan generasi
berikutnya bisa merasakan fasilitas yang lengkap.”
Reporter : (Arina, Reza, Zanida, Anisa, Alifah)
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.