Urgensi Perpustakaan di Kampus Dua Tuai Tanda Tanya
Perpustakaan merupakan
fasilitas vital dalam sebuah lembaga pendidikan. Tidak hanya ruangan yang diisi
oleh ragam buku-buku pendidikan, melainkan juga majalah, koran, komik dan novel. Hal ini bertujuan agar
pengunjung perpustakaan tidak melulu melahap bacaan yang memberatkan pikiran.
Perpustakaan adalah tempat yang strategis bagi
mahasiswa dalam mengisi waktu luang, untuk sekadar membaca buku ataupun mencari ces gratis .Tidak hanya itu
perpustakaan juga dijadikan sasaran empuk bagi mahasiswa guna mencari referensi
tugas kuliahnya. Apalagi di minggu-minggu pertama aktif kuliah, dosen
membabi buta memberikan tugas bagi mahasiswanya.
Setiap mahasiswa pasti
memiliki kriteria perpustakaan idamannya masing-masing. Semisal, perpustakaan
di Universitas Indonesia yang buka dua puluh empat jam guna mempermudah kinerja
tiap mahasiswa dalam mengejar deadline tugas. Akan tetapi, apakah semua
itu dapat terwujud hanya dengan dibayangkan saja? Lihatlah! Kampus kita tercinta IAIN Ponorogo yang
memiliki empat fakultas dengan bangunan megahnya, hanya memiliki satu perpustakaan yang berada di kampus pusat. Lalu,
bagaimana nasib mahasiswa penghuni kampus dua,
yang sampai sekarang belum mempunyai
perpustakaan? Padahal
telah terdapat fakultas besar yang
berdiri kokoh di sana yaitu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan
Fakultas Syariah (FASYA).
Seyogyanya setiap fakultas dilengkapi dengan
fasilitasnya masing-masing seperti labolatorium, perpustakaan dan lainnya, sesuai kebutuhan
fakultas itu sendiri. Seperti Universitan Islam Negri Yogyakarta
yang mempunyai perpustakaan di setiap fakultasnya. Tidak adannya perpustakaan
menjadikan mahasiswa kampus dua harus berlapang dada untuk pergi ke kampus pusat demi mengerjakan setumpuk tugas atau untuk
tambahan amunisi kepalanya.
Padahal kita tahu bahwa jarak kampus dua dan kampus pusat cukup memakan waktu.
Tidak hanya mahasiswa
yang mengeluhkan tidak adanya perpustakaan dikampus dua atau jarak tempuh
perpustakaan yang jauh. Begitupun dengan
dosen
yang memerlukan sarana perpustakaan untukmendukung
proses
pembelajaran.Perpustakaan di
setiap Universitas mempunyai peranan yang urgen
demi terciptanya
mahasiswa yang akademis dan intelektual. Endrik, selaku dosen Hukum Keluarga
Islam juga mengakui pentingnya perpustakaan disetiap perguruan tinggi. Ia mengatakan, “Idealnya
dalam setiap fakultas terdapat satu perpustakaan, supaya mudah dalam mencari
data atau melakukan diskusi. Sehingga kampus dapat mencetak generasi-generasi
intelektual yang tangguh dalam teori dan praktek.”
Dosen,
mahasiswa, dan perpustakaan adalah tiga faktor penggerak dalam proses belajar
mengajar. Jika salah satu faktor tidak terpenuhi mustahil proses pembelajaran
dapat berjalan maksimal. Maka dari itu,
perpustakaan menjadi tempat yang sangat sentral dalam sebuah kampus. Dengan
adanya perpustakaan yang mendukung dapat menarik minat mahasiswa dalam membaca
atau minimal menyempatkan diri mampir ke perpustakaan.
Ilustrasi oleh: Arina
Mantap
ReplyDelete