Wacana Dibukanya Jurusan Baru IAIN Ponorogo
IAIN Ponorogo- Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Fakultas Syariah telah bersiap untuk
membuka jurusan baru untuk para calon mahasiswa. Pembukaan jurusan baru merupakan target fakultas, sehingga segala pemenuhan terhadap syarat-syaratnya
pun diusahakan semaksimal mungkin. Persyaratan untuk membuka jurusan baru diantaranya: adanya
dosen tetap minimal 6 PNS (Pegawai Negeri Sipil), adanya fasilitas belajar
mengajar sehingga mahasiswa dan dosen mampu mengoptimalkan proses perkuliahan, hal ini disampaikan oleh Miftahul Huda, wakil dekan 1 FASYA (20/12/18).
Aji
Damannuri, wakil dekan I FEBI mengatakan pada Senin (21/12/18) lalu, pihak jurusan berencana membuka jurusan baru untuk mengikuti
perkembangan zaman, dan kebutuhan masyarakat. Namun sampai saat ini pihak fakultas belum dapat merealisasikan rencana
tersebut sebab masih fokus pada akreditasi
jurusan Manajemen Zakat Wakaf (Mazawa)
dan jurusan Perbankan Syariah (PS) yang masih menunggu
keputusan dari Kementerian Dikti. " Kalau rencana itu pasti ada,
namun belum tau kapan terealisasikannya, karena pihak kampus masih fokus pada
proses akreditasi dan yang lainnya", terang Aji Damannuri.
Rencana pembukaan jurusan baru di FEBI dan penggantian nama untuk jurusan ES (Ekonomi Syariah) menjadi MB (Manajemen Bisnis) mendapatkan tanggapan positif dari mahasiswa seperti yang dikatakan oleh Naela Faizatin mahasiswi Ekonomi Syariah semester 3 mengatakan "Saya merasa senang, karena dengan rencana pembukaan jurusan baru menandakan bahwa FEBI mengalami perkembangan, selain itu juga untuk menunjang akreditasi fakultas agar semakin baik. Kalau menurut saya mengenai pergantian nama jurusan itu mengikuti perkembangan universitas yang lainnya".
Rencana pembukaan jurusan baru di FEBI dan penggantian nama untuk jurusan ES (Ekonomi Syariah) menjadi MB (Manajemen Bisnis) mendapatkan tanggapan positif dari mahasiswa seperti yang dikatakan oleh Naela Faizatin mahasiswi Ekonomi Syariah semester 3 mengatakan "Saya merasa senang, karena dengan rencana pembukaan jurusan baru menandakan bahwa FEBI mengalami perkembangan, selain itu juga untuk menunjang akreditasi fakultas agar semakin baik. Kalau menurut saya mengenai pergantian nama jurusan itu mengikuti perkembangan universitas yang lainnya".
Demi
mengembangkan kredibilitasnya, Fakultas
Syariah juga sepakat untuk membuka 2 jurusan baru yaitu jurusan Pidana Islam dan Hukum
Tata Negara. Diakui oleh Mifthakul huda, wakil dekan FASYA yang menjelaskan pada (Kamis 20/12/18) lalu, upaya pembukaan jurusan baru di Fakultas Syariah memang benar adanya. “Memang
benar adanya keinginan membuka jurusan baru di fakultas Syariah namun secara
nomenklatur pihak fakultas tidak memadai karena fakultas syariah berada dalam
naungan syariah jadi tidak dapat membuka jurusan dengan aspek umum, kecuali
jika nama fakultas tersebut hukum dan Syariah," terang Mifthakul Huda.
Masih menurut keterangan Mifthakul huda, saat ini proposal
telah dikirim ke Kemendikti
dan kini sedang menunggu keputusan dari sana. Sementara itu sumber
daya pengajar juga
telah disiapkan baik dosen PNS
(Pegawai Negeri Sipil) maupun dosen
tetap non PNS (Pegawai Negeri Sipil) sekitar 24 dosen. Itupun belum termasuk jajaran dosen pembantu. Pihak fakultas akan
menyiapkan kelas minimal 2
kelas dengan ketentuan satu kelasnya berjumlah 30 mahasiswa. Jumlah tersebut ditetapkan dengan alasan untuk mengoptimalkan
kelas di awal keberadaan jurusan baru, sehingga dapat memancing calon mahasiswa untuk tahun berikutnya. “Sumber daya pengajar telah kita siapkan
baik PNS maupun tetap non PNS sekitar 24 dosen belum termasuk dosen pembantu”, jelasnya.
Lulusan dari jurusan Hukum Tata Negara, masih lanjutnya, dapat berprofesi sebagai hakim, legal officer, analis hukum di luar negeri karena mempunyai kemampuan relasi. Sedangkan lulusan Jurusan Hukum Pidana Islam bisa eksis pada penyidik pidana, Mahkamah Konstitusi (MK), penyidik advokasi, karena saat ini tidak jarang seorang penyidik advokasi bisa menjadi seorang polisi, meskipun bukan lulusan dari akademi kepolisian. Untuk saat ini kerja sama telah dikakukan oleh pihak fakultas mulai dari Kejaksaan, Kemenag, Pengadilan Agama, KUA dan akan menjalin lebih banyak Lembaga. “Jurusan Tata Negara nanti dapat bekerja pada hakim. Legal officer, analis hukum pada luar negeri karena mempunyai kemampuan relasi, Jika SK akhir januari ini turun maka, tahun ini juga fakultas resmi membuka jurusan baru,” imbuh Miftahul Huda.
Lulusan dari jurusan Hukum Tata Negara, masih lanjutnya, dapat berprofesi sebagai hakim, legal officer, analis hukum di luar negeri karena mempunyai kemampuan relasi. Sedangkan lulusan Jurusan Hukum Pidana Islam bisa eksis pada penyidik pidana, Mahkamah Konstitusi (MK), penyidik advokasi, karena saat ini tidak jarang seorang penyidik advokasi bisa menjadi seorang polisi, meskipun bukan lulusan dari akademi kepolisian. Untuk saat ini kerja sama telah dikakukan oleh pihak fakultas mulai dari Kejaksaan, Kemenag, Pengadilan Agama, KUA dan akan menjalin lebih banyak Lembaga. “Jurusan Tata Negara nanti dapat bekerja pada hakim. Legal officer, analis hukum pada luar negeri karena mempunyai kemampuan relasi, Jika SK akhir januari ini turun maka, tahun ini juga fakultas resmi membuka jurusan baru,” imbuh Miftahul Huda.
Pada
tahun 2019 jurusan baru Fasya itu akan menerima
mahasiswa baru dari tiga julur yaitu SPAN-PTKIN, UM-PTKIN, dan jalur mandiri. "Jalur masuk akan dibuka sesuai dengan
keluarnya keputusan dari kementerian ristek Dikti", tegas wadek I Fasya IAIN
Ponorogo tersebut.
Pembukaan
jurusan baru tersebut mendapat tanggapan positif dari mahasiswa. Slah satu mahasiswa Hukum ekonomi
syariah (HES) semester 3 mengatakan, "Malah bagus itu mbak, jadi
fakultas syariah akan semakin berkembang" ujar Wuri Putri.
Reporter Magang
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.