Jalan Berliku Dalam Perwujudan Fungsi Organisasi
lpmalmillah.com-RM (Republik Mahasiswa) IAIN Ponorogo
merupakan organisasi mahasiswa yang berada di lingkup kampus IAIN Ponorogo yang
tertulis pada Anggaran Dasar (AD) RM IAIN Ponorogo. Keorganisasiannya terdiri
dari SEMA, DEMA, HMJ, dan UKM/UKK yang mempunyai fungsinya masing-masing.
secara garis besarnya, organisasi berfungsi sebagai wadah mahasiswa umum untuk
menyalurkan aspirasi, pengembangan potensi, pembinaan dan pengembangan kader
bangsa, serta pengembangan intelektual.
Pada
AD RM IAIN Ponorogo, BAB III Pasal 7 tentang Fungsi poin ke 1, organisasi
kemahasiswaan IAIN Ponorogo berfungsi sebagai perwakilan mahasiswa IAIN
Ponorogo untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan
garis-garis besar program dan kegiatan kemahasiswaan. Garis-garis besar haluan
organisasi selanjutnya disingkat GBHO, adalah pedoman dalam melaksanakan roda
organisasi yang dirumuskan dalam garis-garis besar sebagai pernyataaan aspirasi
mahasiswa yang ditetapkan dalam kongres guna mewujudkan tujuan organisasi.
Berawal
dari fungsi organisasi sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa, organisasi
melakukan beberapa upaya. Upaya tersebut diantaranya lebih merutinkan komunikasi dan bertemu langsung dengan mereka untuk menyampaikan aspirasinya. “Melalui
komunikasi yang lebih intens dan mengajak mereka bertemu langsung untuk
menyampaikan uneg-unegnya.” Jelas Bagus selaku ketua SEMA FEBI.
Meski
demikian, tidak semua mahasiswa merasa disalurkan aspirasinya. Latifah Nur’aini,
mahasiswi HKI semester 4 menyatakan itu. Masalah tersebut bukan hanya dari
organisasi yang kurang baik dalam melaksanakan fungsinya, namun dari mahasiswa
sendiri kurang kritis dan tidak menyampaikan aspirasinya. “Kadang apa yang
kita inginkan belum semua tertampung, tapi dari mahasiswa sendiri kadang males
menyampaikan aspirasinya juga,” kata Latifah.
Kurangnya daya kritis dan kepekaan itu bukan hanya dari mahasiswa umum. Bahkan dari anggota
organisasi sendiri masih sangat minim. Baik dalam mengikuti rapat khusus organisasi
maupun dalam kegiatan organisasi lain. “Tingkat kepekaan organisator pun
juga minim, buktinya ketika mereka saya ajak kumpul, hanya sedikit yang datang,”
tegas Dika, ketua DEMA I.
Kemudian,
fungsi lain organisasi yakni sebagai pembinaan kaderisasi bagi mahasiswa umum.
Bagus Ervin menyampaikan, ia memaksimalkannya dengan cara mengajak, melakukan
pendampingan, pengarahan, mengubah konsep kegiatan. “Mengajak mereka berorganisasi,
lalu melakukan pendampingan intensif pada embrio baru (mahasiswa baru) agar kaderisasi
dapat berjalan maksimal.” ,ujarnya.
Sedangkan
upaya SEMA-I untuk menarik mahasiswa berorganisasi dengan menyediakan jalur
penyaluran minat dan bakat. “Tentunya kami
berusaha menyediakan pintu penyalur minat supaya mereka tertarik
berorganisasi.” Ujar Slamet Budi, Ketua SEMA-I.
Selanjutnya,
untuk mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa, DEMA I melakukan beberapa
upaya. Diantara dengan mempengaruhi mereka melalui media-media yang sering
dikunjungi. “Dengan aktif dalam media, mengundang tokoh-tokoh populer
sebagai motivator, dan memperbanyak forum-forum diskusi bagi mahasiswa”, ujar
Dika.
Sementara
itu untuk mewujudkan fungsi pengembangan potensi, DEMA FUAD membentuk komunitas.
Rangkaian kegiatannya dirancang dengan tujuan meningkatkan kreatifitas dan
meningkatkan bakat mahasiswa umumnya. Seperti yang dikatakan Aruny, selaku
ketua DEMA FUAD, “Untuk pengembangan bakat, organisasi mengadakan
kegiatan-kegiatan, seperti kemarin membentuk SERASI, merekrut mahasiswa
yang berminat pada bidang seni dan kreasi”.
Ada
beberapa hal yang dirasakan oleh mahasiswa umum dengan adanya organisasi yaitu
wawasan mereka bertambah dan kemampuan komunikasi semakin baik, seperti yang
dikatakan oleh Devi Vidya, mahasiswi HES semester 2, “Alhamdulillah saya
merasakan manfaatnya”, jelasnya.
Akan
tetapi, mahasiswa semester 6 tidak merasakan manfaat dari HMJ seperti Devi.
Mardiyani dari jurusan Perbankan Syariah salah satunya. Ia mengaku tidak
merasakan manfaat dari hadirnya HMJ di jurusannya. “Tidak, karena saya tidak
mengikuti HMJ,” jawabnya.
Di
samping itu, mahasiswa tidak sepenuhnya berpartisipasi dalam kegiatan
organisasi. Padahal pengurus organisasi sudah mengoptimalkan kegiatan dan
membuatnya semenarik mungkin. Akan tetapi masih saja ada mahasiswa yang tak memperdulikan
kegiatan tersebut. seperti halnya yang dikatakan Nuke Widiyawati, anggota HMJ
FASYA. “Sebenarnya kita tu sudah berusaha ntuk mengoptimalkan kegiatan,
namun ya musuh terberat kita mereka-mereka yang apatis terhadap kegiatan kami’’.
ujarnya dengan kesal.
Aruny
menyampaikan pesannya bagi para anggota organisasi, untuk bertindak nyata dalam
mewujudkan tujuan bersama. Tujuan tersebut akan terwujud jika organisasi bukan
hanya formalitas saja, namun benar menjadi stabilisator kampus. “Jangan
jadikan organisasi sekedar batu loncatan untuk numpang nama, buat nyari
sertifikat, memenuhi CV, biografi serta riwayat pendidikan.” Ujar Aruny.
Reporter:
Jannah, Utami, Syamsulhadi, Alifanda
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.