Bersyukur Mengubah Dunia
Oleh: Anisa
Pak Dani seorang
lelaki paruh baya duduk santai ditemani secangkir kopi panas dengan hiasan
mentari pagi. Ia memikirkan keadaan warga desanya selepas kejadian longsor yang
dialami desa tersebut, bagaimana dengan keadaan wargaku ini, banyak rumah,
keluarga, dan harta lainnya yang hilang akibat kejadian tanah longsor ini, apa
yang harus aku lakukan untuk membangkitkan wargaku, apakah aku bisa
mengembalikan semangatnya kembali? Kalimat-kalimat itulah yang sering mengahantui
pikiran Pak Dani.
“Pak dari tadi
ibu lihat bapak sedang memikirkan sesuatu, sebenarnya apa yang sedang bapak
pikirkan?” tanya
istri Pak Dani terheran-heran melihat
suaminya.
“Eehhh, ibu mengagetkan
saja, ini, bapak sedang memikirkan warga bapak setalah kejadian tanah longsor ini bu.
Bapak bingung apakah bapak bisa membuat warga kembali seperti dulu lagi bapak
takut kalau tidak bisa apalagi anak-anak yang sudah ditinggalkan oleh kedua
orang tuanya. Dengan
kesedihan dan ketakutan Pak Dani akhirnya menceritakan semua yang sedang
dirasakan.
Memang akhir-akhir
ini Pak Dani sering memikirkan warga-warganya yang terkena bencana tanah
longsor walaupun kejadiannya sudah 3 bulan yang lalu tetapi pikiran dan kenangan
itu tak bisa terlupakan.
“Pak, bagaimana
bapak bisa mengembalikan semangat warga-warga bapak, sedangkan bapak sendiri
belum yakin dan tidak bersemangat untuk menyemangati diri bapak sendiri. Seharusnya
bapak harus lebih bisa menyemangati dan menyakinkan pada diri bapak sebelum ke orang
lain.” Tutur istrinya Pak Dani sembari menasehati suaminya.
“Iya
bu,,, benar kata ibu, kalau bapak tidak mengawali dan menyemangati warga
lainnya terus siapa lagi sedangkan bapak juga menjadi kepada desa disini,” jawab
Pak Dani mulai bersemangat.
Pak Dani
mempunyai sebuah ide dan rencana untuk mengumpulkan para warganya. Akhirnya Pak
Dani menghubungi Pak Marwan untuk merealisasikan ide yang telah Pak Dani
pikirkan.
“Pak bagaimana
kalau kita mengumpulkan para warga dan khususnya anak-anak kecil lalu memberikan
sosialisasi?” Ucap Pak Dani menyalurkan
usulannya.
“Iya
pak saya setuju, nanti saya juga akan mengumpukan karang taruna yang ada di desa
ini untuk membantu kegiatan kita,” tanggapan setuju dari Pak Marwan.
“Ya sudah pak,
nanti kita pikirkan tempat dan waktunya untuk acara kita ini”
“Hhhhmmm
bagaimana kalau di belai desa
saja pak? Soalnya tempatnya juga luas dan menurut saya juga cocok untuk acara
kita ini.” Usul Pak Marwan
“ Hhhmm usulan
yang bagus pak, kalau masalah waktu kita adakan besok saja. Soalnya menurut
saya lebih cepet lebih baik.”
Setelah
waktu dan tempat ditentukan oleh Pak Dani dan Pak Marwan keduanya menyiapkan
susunan acara yang akan dilaksanakan besok, dan tidak lupa Pak Marwan juga
meminta bantuan kepada para karang taruna desa demi kelangsungan acara.
Pagi pun datang, tak lupa menyisakan tetesan embun ditambah lagi dengan hembusan angin yang membuat suasana menjadi lebih dingin, tetapi hal itu tidak membuat semangat Pak Dani dan Pak Marwan tumbang, justru lebih membuat keduanya bersemangat untuk kelangsungan acara tersebut. Setelah itu para warga dan anak-anak dikumpulkan di balai desa guna untuk memberikan sosialisasi yang disampaikan langsung oleh Pak Dani selaku kepala desa dan Pak Marwan sebagai kepala dusun.
“Kepada bapak
dan ibu Desa Banaran walaupun desa kita 3 bulan yang lalu terkena bencana alam
tanah longsor tetapi jangan menjadikan bencana tersebut sebagai karma ataupun
keterpurukan, jadikanlah bencana alam ini sebagai pelajaran dan ambillah hikmahnya dari
bencana tersebut. Maka dari itu mari kita harus bekerja sama untuk membangun
desa kita menjadi yang lebih baik lagi.”
Sedangkan anak-anak
kecil ditanggungjawabkan kepada para karang taruna untuk diajak bernyanyi.
Dengan iringan gitar dan suka ria.
“Alhmadulillah
ya pak, akhirnya acara berjalan dengan lancar semoga dengan acara sosialisasi
ini bisa membuat warga lebih bersemangat dan mengikhlaskan dan juga bisa
mengambil hikmah atas bencana alam ini.”
Ucapan pak Dani
“Aamiin
pak, saya juga berharapnya seperti itu.” Tanggapan pak Marwan yang di Aamiini juga Pak Dani dan pemuda
karang taruna.
Dengan
seiringnya waktu, masyarakat Desa Banaran dapat mengikhlaskan dan mensyukuri
apa yang telah menimpa desa meraka dan mengambil hikmah dari bencana tersebut,
dan mengerjakkan aktivitas seperti biasa untuk menghilangkan ketraumaan.
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.