Ngaji Kebangsaan PBAK Antisipasi Radikalisme
IAIN Ponorogo- Pengenalan Budaya Akademik
Kemahasiswaan (PBAK) pada Selasa, (06/08/2019) di kampus II IAIN Ponorogo menggelar
Ngaji Kebangsaan bersama Akhmad Muzaki dan Gus Muwafiq. Ngaji kebangsaan
bertujuan untuk menanamkan jiwa nasiolisme kepada mahasiswa baru dalam menjaga
NKRI.
Pagi yang dimulai sekitar jam 06.00 WIB mahasiswa baru mempersiapkan
flashmob kemudian melepaskan balon
merah putih ke udara. Maba tampil beda dengan tahun lalu, kini Maba memakai
pakaian ciri khas Ponorogo yaitu kaos Reog dilengkapi dengan blangkon dan udeng. Dilanjut dengan tampilan dari UKM
UKI Ulin Nuha, kemudian acara utama.
Ngaji kebangsaan mengambil tema “Moderasi Islam
dengan Spirit Pergerakan Mahasiswa untuk Keutuhan NKRI”. Tema tersebut sudah
menjadi ketetapan Dirjen Pendidikan Islam untuk menyeragamkan tema PBAK di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
Akan tetapi, pada pagi hari dipastikan Gus Muwafiq
tidak bisa menghadiri agenda ini. Dikarenakan jadwal yang padat, Gus Muwafiq tidak
langsung memberikan kepastian ketika dihubungi. “Kalau gak capek,
ke Ponorogo, kalau capek ya tidak,” ungkap Aji Binawan Ketua
DEMA I menirukan jawaban Gus Muwafiq.
Pada akhirnya, acara Ngaji Kebangsaan tersebut hanya
diisi oleh Akhmad Muzaki. Akhmad Muzaki mengajak mahasiswa baru untuk
menumbuhkan jiwa nasionalisme sejak dini. Membela dan cinta tanah air dengan
berbalut iman, karena seorang yang mencintai merah putih dan pancasila tidak
mengurangi rasa cintanya kepada Allah. Ahmad Muzakki juga menjelaskan bagaimana
proses islamisasi di Indonesia. “Islam
ada sejak 14 abad yang lalu, melalui banyak sekali tahapan, jika bukan karna
jasa para ulama dan walisongo kita tak akan mengenal islam,” ujar Guru
Besar Sunan Ampel ini.
Dalam sambutannya di awal PBAK, Rektor IAIN Ponorogo
mengimbau kepada mahasiswa agar berhati-hati
terhadap paham
radikalisme yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Maka selama saudara di kampus ini tegakkan
Kesatuan Republik Indonesia, mensterilkan masjid dan kampus dari faham
radikalisme,” ungkapnya.
Akhmad Muzakki mengatakan, mahasiswa IAIN Ponorogo
tidak boleh mempunyai persepsi NKRI dan Pancasila adalah suatu yang taghut. “Kalo sampai ada mahasiswa IAIN Ponorogo yang ikut-ikutan
mengatakan NKRI dan pancasila adalah suatu yang taghut maka belajarnya
mahasiswa IAIN ponorogo gak bener,” ujarnya.
Aji Binawan selaku Ketua DEMA I pun sangat mendukung
Moderasi Islam sebagai konsep PBAK. Hal ini tertujuan ke kampus yang posisinya
ideal dan tersasar pada mahasiswa yang menjadi penerus bangsa, “Pernah ada survey 39% mahasiswa terdoktrin paham yang dapat mengancam keutuhan NKRI,”
ungkapnya.
Iqbal selaku ketua SEMA I memiliki harapan kalau
tema itu akan berdampak pada mahasiswa sehingga jiwa nasionalisme atau Islam moderatnya bisa diterapkan.
Selain itu juga mengharapkan adanya tindak lanjut untuk lebih memperdalam
pemupukan jiwa nasionalisme dan Islam moderatnya. “Akan
ada tindak lanjut, diserahkan ke ormawa supaya lebih menggerakkan, menekan paham
radikalisme di kalangan kampus,” ungkapnya.
Mia Aminatul R.
Maba jurusan PAI mengapresiasi Ngaji Kebangsaan ini. “Bisa menambah wawasan dan meningkatkan
semangat kuliah juga bisa jadi rumus menghadapi dunia yang keras ini,”
harapannya.
Reporter:
Dhamuri, Zanida
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.