Aksi Darurat NKRI oleh HMI: Kami Bergerak Tanpa Intervensi
Massa berjalan menuju kantor DPRD |
lpmalmillah.com- Bentuk kepedulian mahasiswa Ponorogo atas dinamika RUU KPK serta berbagai
RUU dan UU yang bermasalah belum habis. Selasa,
(23/9/19) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ponorogo melakukan aksi unjuk rasa bertajuk Darurat NKRI
#SAVENKRI/SAVEKPK di depan gedung DPRD
Ponorogo.
Massa sampai ke kantor DPRD sekitar
pukul 14.00 WIB. Tak berlangsung lama, Sunarto Ketua
DPRD Ponorogo menemui demonstran untuk mengadakan
audiensi di dalam
gedung DPR. Tidak hanya Ketua DPRD Ponorogo, audiensi juga diikuti perwakilan
fraksi partai politik yaitu fraksi Nasdem, Fraksi Demokrat, Fraksi PDI
Perjuangan, Fraksi Amanat Persatuan dan
Fraksi PKB.
Deni Nur Cahyo
Ketua HMI cabang Ponorogo mengatakan bahwa HMI bersifat independen dan
berdasarkan islami. “Kami di sini
bergerak tanpa ada intrevensi dari siapapun. Kami
bergerak atas dasar kemanusiaan,” papar Deni. Pada audiensi HMI mengajukan
beberapa tuntutan kepada DPRD Ponorogo sebagai berikut :
1. DPRD Ponorogo mendukung dan
menyampaikan kepada presiden selaku kepala pemerintahan NKRI dan aparat penegak
hukum untuk mengusut tuntas dan tegas pelaku rasisme yang memicu konflik di Papua
karena akan bepotensi memecah belah NKRI.
2. DPRD Ponorogo turut meminta kepada Presiden dan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas serta memberikan
hukuman seberat-beratnya kepada pelaku pembakaran hutan di daerah yang ada di
Indonesia. Karena telah merusak dan membuat kerugian terhadap bangsa Indonesia.
3. DPRD Ponorogo mendesak DPR RI untuk
melakukan peninjauan kembali terhadap revisi undang-undang KPK, Undang-Undang
KUHP, dan Undang-Undang Pertanahan karena dapat melemahkan amanah rakyat yang seharusnya dibawa
sesuai cita-cita bangsa.
4. DPRD Ponorogo turut meminta kepada Presiden dan aparat
penegak hukum dan DPR RI untuk bersama memberikan hukuman seberat-beratnya
terhadap pelaku korupsi karena dapat menurunkan martabat bangsa dan menyebabkan
kerugian ekonomi bagi negara.
5. HMI Ponorogo akan mendukung
penuh dan turut berpartisipasi untuk mengawasi program-program kerja agar DPRD
Kabupaten Ponorogo lebih baik.
Muhammad Tamzis, salah satu anggota HMI
menyampaikan aspirasinya dalam audiensi.
Ia menekankan mengenai
masalah kebakaran hutan dan
lahan yang terjadi di Kalimantan, Riau dan Sumatra yang dinilai memprihatinkan.
“Kenapa bencana Karhutla yang
sudah sangat besar ini tidak dijadikan sebagai bencana nasional ? Agar ada
bantuan bantuan dari luar negeri dan dalam negeri berjalan lancar. Sedangkan
kita tidak mempunyai teknologi yang canggih, kalau hanya siram-siram air itu
sangat lambat sekali,” ujar Tamzis.
Sunarto
menegaskan bahwa DPRD hanyalah wadah, sehingga aspirasi akan disampaikan ke
pusat melalui fax/email sesuai peraturan yang berlaku di DPRD. “Akan kami
sampaikan pada pusat,” ucapnya. Audiensi diakhiri dengan
penandatanganan di atas materai tentang nota kesepakatan antara Mahasiswa dan
Pihak DPRD Ponorogo beserta perwakilan Fraksi.
Setelah itu, rombongan DPRD menyapa massa yang masih
berada di depan gedung DPRD. Sunarto mengulangi kembali hasil audiensi, kemudian
demonstran bersalam-salaman dengan para perwakilan fraksi dan DPRD yang hadir
mengakhiri aksi.
Reporter: Umi,
Haniina
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.