Apakah IAIN Ponorogo Terbuka bagi Penyandang Disabilitas?
griwidodo.com |
lpmalmillah.com- Penyandang disabilitas juga memiliki hak yang sama untuk dapat menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. IAIN Ponorogo salah satu visinya adalah “Menghasilkan Sarjana yang Berkarakter dan Toleran”. Keterbukaan menerima mahasiswa berkebutuhan khusus menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan misi tersebut.
Penyandang disabilitas (persons with disabilities) adalah mereka yang mengalami kesulitan, hambatan atau ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas/fungsi tertentu. Sehingga mereka membutuhkan alat bantu khusus, modifikasi lingkungan atau teknik-teknik alternatif tertentu supaya mereka dapat belajar dan berpartisipasi secara penuh dan efektif dalam kehidupan bermasyarakat
Indonesia memiliki Undang-Undang No. 8 tahun 2016 dan Permenristekdikti Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Disabilitas. Hal itu merupakan bukti bahwa Pemerintah Indonesia sebenarnya telah membuka kesempatan pendidikan yang cukup luas bagi penyandang disabilitas.
Syaifullah, Wakil Rektor III mengatakan bahwa jumlah difabel di IAIN Ponorogo sedikit. ”Saya kira jika itu kebijakan dari pusat, kita akan menuju ke situ. Tetapi kita belum melihat banyak difabel yang masuk ke IAIN Ponorogo," ungkapnya.
Dilihat dari sarana prasarana yang ada, IAIN Ponorogo dikatakan masih kurang ramah difabel. Fasilitas-fasilitas dasar seperti lift, toilet khusus, braile, dan ramp masih belum tersedia. Tidak bisa dipungkiri keterbatasan pada fasilitas tersebut sangat berdampak pada mahasiswa difabel seperti yang dirasakan Sabrina, mahasiswa tunadaksa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah semester lima. Kesulitanya dalam berjalan dan berkomunikasi mempengarui proses perkuliahannya. “Ya susah juga, karena kan kalau mahasiswa lain bisa naik tangga,” tutur Sabrina.
Saat ini, Meskipun kampus memberikan kebijakan khusus seperti ditempatkan pada kelas paling bawah. Selain itu, saat ujian ia dibantu dengan diberikan laptop untuk mengerjakan soal.
Menurut Syaifullah kurangnya fasilitas tersebut karena IAIN Ponorogo belum memberikan fasilitas untuk penyandang disabilitas secara antisipatif. Selain itu, dikarenakan jumlah pendaftar difabel yang belum banyak. ”Sebenarnya kita tidak betul-betul antisipatif soal sarana prasarana. Akan tetapi, jika memang ada mahasiswa yang semisal tunanetra kita akan memberikan buku seperti braile," jelas Syaifullah.
Agus Romdhon, Wakil Dekan III Fakultas Ushuludin dan Dakwah menambahkan bahwa kurangnya fasilitas layanan untuk disabilitas juga dipengaruhi oleh bentuk perguruan tinggi yang masih setingkat institut. “Jangankan yang level kita IAIN, yang baru alih status dari STAIN. Saya perhatikan yang level sudah terkenal juga sementara ini masih terbatas seperti UGM. Kita tidak seperti perguruan tinggi barat Eropa gitu yang sudah memberi fasilitas yang bagus untuk penyandang disabilitas," ungkap Agus.
Pernyataan bahwa IAIN ponorogo yang belum memberikan sarana prasarana untuk disabilitas secara antisipatif, dengan dalih jumlah mahasiswa disabilitas yang aktif tidak banyak.dan pernyataan mengenai perguruan tinggi yang masih setingkat istitut memberikan keraguan. Apakah IAIN Ponorogo benar-benar memiliki komitmen untuk menjadi kampus ramah difabel?
Syaifullah kembali menanggapi, pihak kampus tetap akan mengupayakan untuk memberikan pelayanan ketika ada mahasiswa difabel. “Seandainya memang ada mahasiswa kita yang difabel, kita akan mengupayakan dan menyiapkan fasilitas. Malah tahun-tahun kemarin kita sudah pernah meluluskan," tegas Syaifulah.
Di samping itu, Agus mengatakan bahwa akan ada rapat senat untuk menentukan kebijakan. "Jika memang mahasiswa difabel yang mendaftar cukup banyak nanti akan ada rapat senat untuk membuat kebijakan-kebijakan tentang program berikutnya. Apakah memungkinkan dengan kondisi kampus yang saat ini,” jelas Agus.
Sabrina mengungkapkan harapan agar kampus bisa memberikan fasilitas yang memadai untuk difabel. “Harapan saya ada lift nya dan ya ada dosen khusus untuk seperti saya yang difabel. Yang lulusan pendidikan luar biasa buat pembimbing gitu,” ungkapnya.
Penulis: Erfin
Reporter: Erfin, Rangga, Febri, Syafira
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.