Pustaka Gerilya Bagikan Masker di Relokasi Pasar Songgolangit
Foto: Dokumen Pustaka Gerilya |
lpmalmillah.com-Ponorogo, (09/04/2020) Pustaka Gerilya mengadakan pembagian 170 masker dan 213 hand sanitizer di relokasi Pasar Songgolangit Ponorogo dengan dibantu delapan relawan. Selain pembagian masker dan hand sanitizer, para relawan juga mengimbau masyarakat untuk memakai masker dan rajin cuci tangan. Sasaran pembagian masker dan hand sanitizer ini adalah pedagang, juru parkir, tukang becak, dan pedagang kaki lima. Gerakan ini adalah wujud kepedulian kepada masyarakat Ponorogo.
Sebelumnya, Pustaka Gerilya menggagas “Open Donation” berupa uang, gel aloevera, alkohol, baby oil, botol kemasan 100-250 ml, dan masker. Open donation ini dimulai 29 Maret hingga 29 April nanti.
Semenjak (06/04/2020), Kabupaten Ponorogo telah ditetapkan sebagai salah satu daerah zona merah karena ada tiga pasien yang terbukti positif terjangkit Covid-19. Berubahnya status ini membuat masyarakat Ponorogo harus semakin waspada dan melakukan upaya-upaya pencegahan.
Fandy Choirul Sholikhin selaku koordinator Pustaka Gerilya menyampaikan bahwa penerapan budaya hidup sehat merupakan salah satu upaya pencegahan penularan Covid-19. “Karena pandemi Covid-19 terus bertambah, maka kita dari masyarakat juga harus segera melakukan upaya pencegahan. Maka dari itu kita dari Pustaka Gerilya mengadakan kegiatan pembagian masker dan hand sanitizer secara gratis,” ujar Fandy.
Ia menyampaikan, semenjak diumumkan ada dua pasien yang positif Covid-19 di Indonesia, harga masker dan hand sanitizer menjadi langka dan mahal. “Padahal ada masyarakat yang masih harus bekerja di luar rumah, kita tidak bisa menyamaratakan semuanya harus di rumah saja,” tambahnya.
Tak hanya Fandy, Khoirul Anam salah satu relawan Pustaka Gerilya mengaku bergabung menjadi relawan karena terketuk hatinya. “Saya mendaftar menjadi relawan karena sadar selain menjaga diri sendiri, kita juga harus menjaga orang lain, salah satunya para pekerja di bidang informal yang masih harus mencari kerja dengan keadaan seperti ini,” ucapnya.
Ia juga berpesan, dalam menyikapi keadaan seperti ini masyarakat tentu harus saling bahu membahu dan saling menyadarkan. “Mari kita menyadarkan diri kita, menyadarkan teman kita bahwasanya hidup bersih itu perlu, selain untuk mencegah penyakit yang ditimbulkan dari Covid-19 dalam keseharian kita juga butuh hidup sehat,” tutupnya.
Menurut Fandy, respon masyarakat dalam pembagian masker dan hand sanitizer ini cukup positif. “Respon masyarakat sangat antusias, karena pembagiannya bersifat gratis dan memang benar-benar dibutuhkan karena kondisi pasar yang ramai pendatang dan jauh dari kebersihan,” terangnya.
Sebelumnya, Pustaka Gerilya menggagas “Open Donation” berupa uang, gel aloevera, alkohol, baby oil, botol kemasan 100-250 ml, dan masker. Open donation ini dimulai 29 Maret hingga 29 April nanti.
Semenjak (06/04/2020), Kabupaten Ponorogo telah ditetapkan sebagai salah satu daerah zona merah karena ada tiga pasien yang terbukti positif terjangkit Covid-19. Berubahnya status ini membuat masyarakat Ponorogo harus semakin waspada dan melakukan upaya-upaya pencegahan.
Fandy Choirul Sholikhin selaku koordinator Pustaka Gerilya menyampaikan bahwa penerapan budaya hidup sehat merupakan salah satu upaya pencegahan penularan Covid-19. “Karena pandemi Covid-19 terus bertambah, maka kita dari masyarakat juga harus segera melakukan upaya pencegahan. Maka dari itu kita dari Pustaka Gerilya mengadakan kegiatan pembagian masker dan hand sanitizer secara gratis,” ujar Fandy.
Ia menyampaikan, semenjak diumumkan ada dua pasien yang positif Covid-19 di Indonesia, harga masker dan hand sanitizer menjadi langka dan mahal. “Padahal ada masyarakat yang masih harus bekerja di luar rumah, kita tidak bisa menyamaratakan semuanya harus di rumah saja,” tambahnya.
Tak hanya Fandy, Khoirul Anam salah satu relawan Pustaka Gerilya mengaku bergabung menjadi relawan karena terketuk hatinya. “Saya mendaftar menjadi relawan karena sadar selain menjaga diri sendiri, kita juga harus menjaga orang lain, salah satunya para pekerja di bidang informal yang masih harus mencari kerja dengan keadaan seperti ini,” ucapnya.
Ia juga berpesan, dalam menyikapi keadaan seperti ini masyarakat tentu harus saling bahu membahu dan saling menyadarkan. “Mari kita menyadarkan diri kita, menyadarkan teman kita bahwasanya hidup bersih itu perlu, selain untuk mencegah penyakit yang ditimbulkan dari Covid-19 dalam keseharian kita juga butuh hidup sehat,” tutupnya.
Menurut Fandy, respon masyarakat dalam pembagian masker dan hand sanitizer ini cukup positif. “Respon masyarakat sangat antusias, karena pembagiannya bersifat gratis dan memang benar-benar dibutuhkan karena kondisi pasar yang ramai pendatang dan jauh dari kebersihan,” terangnya.
Reporter:
M. Riza
Ardyanto
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.