Wisuda Gado-gado
Oleh:
Yaya
Tiba
di ujung sebuah pengharapan yang telah diimpikan oleh mahasiswa, dimana
hari tersebut menjadi salah satu
puncak
kebahagiaan. Namun tidak untuk saat ini, semua impian menjelma menjadi raut muka yang muram dan
hasrat penuh kekecewaan. Salah satu mahasiswi
jurusan hukum di Universitas Gudang Ilmu
telah menunggu tindak lanjut mengenai wisuda yang akan diselenggarakan bulan Juni. Namun kabar tersebut belum juga
terdengar hingga detik ini.
Ia
bernama Naya Aulia Ramadhani, salah satu
mahasiswi yang sudah menempuh sidang skripsi dua bulan yang lalu.
Dikarenakan saat ini
sedang terjadi pandemi Covid-19, seorang dosen memberi
pengumuman singkat via WhatsApp (WA)
bahwa pihak kampus akan menunda
wisuda hingga bulan Juli. Nampak secerca
harapan mereka yang
terlahir atas ungkapan dari dosen tersebut. Tak lama kemudian, tersebarlah kabar
hingga ke Naya dan teman-temannya. Mereka semua tampak
bahagia.
Tak
sampai di sini saja,
cobaan yang telah menyelimuti seluruh dunia
ini seakan menerkam bumi begitu saja dan telah mengancam semua
insan. Lahirlah keputusan pemerintah untuk tidak melakukan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan banyak orang.
Dikarenakan keadaan tak kondusif,
kebijakan juga semakin diperketat. Pihak kampus pun tunduk atas kebijakan itu.
Kini
semua memahami
kebijakan pemerintah, lagi-lagi harapan yang terselip di benak calon
wisudawan dan wisudawati
di tahun ini sedikit menyusut. Pertanyaan mengenai kepastian terus terlintas bak anak panah yang meluncur pada papan panah.
Terus dan terus dipertanyakan.
Naya
dan teman-teman
sepakat untuk menanyakan ke
dosen guna mencari kepastian atas harapan yang telah mereka gantungkan. Sedikit pesan pertanyaan untuk dosen.
“Bu, apakah tahun ini
diadakan wisuda? Kok sampai sekarang belum ada kabar mengenai perihal wisuda?” Tulis Naya pada
pesannya.
“Maaf tahun ini tidak ada
wisuda, sebab keadaan yang kian hari semakin parah. Kebijakan social
distancing dan physical distancing harus kita patuhi, maka
pihak kampus meniadakan acara wisuda,”
tulis dari Dosen.
Sederet
tulisan itu membuat harapan Naya
dan teman-temannya menjadi pupus. Harapan yang telah
bertahun-tahun mereka perjuangkan seakan sirna.
“Apalah
daya kondisi seperti ini teman-teman,” tulis Naya.
“Tapi kita semua sudah
berjuang untuk segera menyelesaikan ujian dengan
harapan bisa cepat wisuda. Keringat bercucuran, otak terus bekerja,
serta konsep yang berulangkali gagal, dengan tekad kuat tapi berujung seperti
ini,” keluh Novi salah satu teman
Naya.
“Kalau kayak gini mending protes saja, kita demo
bareng-bareng,” tulis Anton yang nampak kesal.
“Iya, aku setuju kalau kayak gini perlu ditegasi,
tidak bisa seenaknya saja. Kabar nggak jelas, dikasih harapan pun mundur
acaranya, dan sekarang malah ditiadakan. Hilang begitu saja tanpa kabar, datang
membawa peledak bagi kita.” Tulis Roni begitu marah.
“Hee jangan ngawur teman-teman,” sahut Naya.
“Apa gunanya kita nunggu? Berujung basi semua.” Pesan
Rehan penuh emosi.
“Tanpa rasa bersalah atas kabar yg telah digantungkan.
Hemmm...tak patut dicontoh.” Coretan Amir tampak kecewa.
Selang beberapa hari, tersebar kabar jika wisuda akan
tetap dilaksanakan walaupun dengan segala kebijakan yang mengaturnya. Salah
satu kebijakannya adalah tanpa adanya kuota wisudawan dan wisudawati, jadi
berapapun mahasiswa yang sudah mendaftar akan tetap diwisuda. Pelaksanaannya
pun tidak berlangsung sehari, karena kemungkinan banyaknya mahasiswa. Namun
tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
Sontak mendengar kabar itu, Naya segera
menginformasikannya di grup WA-nya. Bunyi notifikasipun silih berganti
terdengar. Teman-teman Naya saling bersahutan menanggapi informasi yang
disampaikan oleh Naya.
“Eh itu beneran..?” Tanya Novi penuh penasaran.
“Alhamdulillah. Masih ada wisuda ternyata,” tulis
Anton.
“Ya belum tahu siih, belum ada pengumuman resminya.
Semoga saja benar adanya,” jawab Naya atas pertanyaan Novi.
“Gimana sih itu nanti teknisnya? Wisuda dengan memakai
masker gitu? Waaah yang perempuan bisa ngirit make up tuh, hehehehe,” tanya Rehan sedikit meledek.
“Hahahaha….bener banget. Tapi masih mendinglah ada
seremonialnya. Kurang lengkap rasanya kuliah tanpa wisuda,” sahut Reny.
“Entahlahh… Terlepas dari segala kebijakannya, kita
patut bersyukur masih ada wisuda. Kita tunggu saja pengumuman resminya!” jelas
Naya.
Mungkin tahun ini akan menjadi tahun yang berbeda bagi Naya dan teman-temannya, karena wisudanya tidak
seperti sebelum-sebelumnya. Mereka seakan mendapatkan angin segar dari
berhembusnya kabar tersebut. Secuil kebahagiaan tersebut membuat mereka bangkit
dari rasa resah, bingung dan kecewa yang campur aduk layaknya gado-gado.
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.