Kampanye Online: Pelaksanaan Kurang Maksimal, Mahasiswa Tak Banyak Mengetahui
Sumber gambar: publika.id |
lpmalmillah.com - Kampanye Peserta Kongres V berlangsung selama delapan hari, terhitung dari tanggal 27 Maret - 3 April 2021 mendatang. Kampanye merupakan bagian penting bagi peserta Kongres, sebab digunakan untuk menjaring massa. Namun, banyak peserta kongres yang kurang maksimal dalam melakukan kampanye, sehingga mahasiswa kurang mengetahui informasi tentang peserta Kongres tersebut.
Sistem kampanye kali ini sama dengan tahun kemarin yakni secara online, karena masih masa pandemi. “Metode kampanye tahun ini dilakukan full secara online. Jika nanti ada yang melakukan kampanye secara offline akan diberi sanksi,” ujar Dharu Akbar Bawalaksana, ketua KPUM Institut.
Agan Maulana Hamdani, salah satu kandidat anggota SEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) mengatakan bahwa ia menggunakan semua media sosial yang ia dimiliki sebagai media kampanyenya. “Seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Soalnya dalam kampanye online ini, jika hanya menggunakan satu media saja, saya rasa masih kurang bisa mencapai target,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sella Febriyanti, kadindat anggota SEMA-I Dapil FEBI. “Karena pandemi ini, media yang saya gunakan WhatsApp, Instagram, dan YouTube juga membuat video mengenai visi misi untuk diupload di youtube,” ungkapnya.
Berbeda dengan Agan dan Sella, Hanifa Dwi Rahmawati justru hanya memanfaatkan WhatsApp untuk media kampanye. “Untuk kampanye masih pakai WhatsApp, kalau seperti Instagram belum efektif, soalnya banyak followers saya yang bukan anak TBI. Saya menggunakan media itu dengan men-share video menarik tentang visi misi dan proker saya diberbagai group ataupun status,” ujarnya kandidat HMJ TBI.
Meskipun berbagai media telah digunakan oleh peserta Kongres, namun banyak mahasiswa yang kurang mengetahui informasi mengenai peserta Kongres. Bahkan ada kandidat yang belum diketahui oleh mahasiswa. “Kalau saya kurang mengetahui mengenai kongres dan tidak tahu jika saat ini sedang masa kampanye. Tetapi saya tahu siapa kandidat HMJ dari Perbankan Syariah. Namun hanya sekedar tahu dari snap teman. Kalau lebih dalam tentang dari karakter, siapa dia, dari kelas mana, dan visi misi, saya belum tahu,” ujar Auliya Windayani mahasiswa Perbankan Syariah semester 2.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dhiya’ Fauziyah Rahma. Menurutnya, kandidat kurang maksimal dalam melakukan kampanye, sehingga banyak kandidat lainnya yang belum diketahui. “Kalau saya sih hanya tahu kandidat itu mas Farid sama kandidat HMJ Perbankan. Kalau yang lain saya tidak tahu,” ucap mahasiswa Perbankan Syariah semester 2 itu.
Senada dengan itu, Ani Fitriani mahasiswa dari jurusan Hukum Ekonomi Syariah juga mengatakan jika tidak mengetahui pasti kandidat yang berkampanye dan apa yang dikampanyekan. “Saya tidak mengetahui pasti mengenai apa yang dikampanyekan, tidak tahu persis kadindatnya bagaimana, dan tidak tahu bagaimana cara kerjanya. Saya hanya sekedar mengetahui kandidat dari info group kelas saja,” ungkapnya.
Kurangnya informasi mahasiswa mengenai kampanye yang kurang maksimal dibantah oleh Sella Febriyanti. Ia mengungkapkan bahwa kurangnya informasi itu bukan kesalahan sepenuhnya peserta Kongres, karena menurutnya sudah melakukan kampanye semaksimal mungkin. “Kalau masalah kurangnya informasi mengenai kampanye Kongres tahun ini bisa jadi karena mahasiswa sendiri. Sekarang ini banyak mahasiswa yang apatis atau tidak mau tahu dan tidak mau update. Namun, saya juga mengakui mungkin karena memang media online dalam kampanye ini yang kurang efektif,” ujarnya.
Senada dengan itu, Agan mengatakan bahwa mahasiswa yang tidak mau peduli dan tidak mau mencari informasi. “Menurut saya, media sosial memang kurang efektif. Namun, saya akan memanfaatkan debat nanti agar mahasiswa bisa mengenal lebih dalam mengenai visi misi saya. Jika informasi mengenai masa kampanye ataupun debat tidak diketahui mahasiswa, itu memang kesalahan mahasiswa yang tidak mau mencari informasi dan hanya mementingkan akademik dan kurang peduli mengenai non-akademis,” jelasnya.
Dari permasalahan tersebut, Dharu berharap agar seluruh peserta Kongres tahun mendatang bisa lebih aktif dan turut berpartisipasi selama Kongres. “Harapan untuk peserta Kongres masa yang akan datang ya lebih aktif dan berpartisipasi agar ada yang namanya kompetisi Kongres," harapnya.
Penulis : Dela dan Wandia
Reporter : Dela, Wandia, Klarica, Itsna
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.