Nobar Film Singkam Mabarbar, Ajakan untuk Sadar terhadap Konflik Agraria
(Foto: Dhamuri)
lpmalmillah.com - Sabtu (30/10/2021), OASE Forum Ponorogo bekerjasama dengan Rusa Menjana mengadakan acara nonton bareng film dokumenter “Singkam Mabarbar”. Acara dilaksanakan di Rusa Menjana Bookstore, Okaz Ponorogo pada pukul 19.00 WIB dengan dihadiri oleh masyarakat umum yang berjumlah kurang lebih 10 orang dengan menerapkan protokol kesehatan.
Muhammad Nur Izzudin Mufid selaku panitia dari OASE mengatakan alasan dipilihnya film tersebut yakni ingin memberitahukan kepada masyarakat luas tentang permasalahan yang ada di Indonesia, khususnya konflik agraria yang diangkat oleh film tersebut. “Kami ingin memberikan pengetahuan atau pandangan kepada masyarakat secara umum tentang konflik agraria yang terjadi di luar sana,” ujarnya.
Film dokumenter “Singkam Mabarbar” digarap oleh Watchdoc yang bekerjasama dengan Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL dengan durasi 1 jam 11 menit. Film tersebut menceritakan tentang sakitnya kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi konsesi PT Toba Pulp Lestari (TPL) di daerah Sumatera Utara.
Sejak adanya PT TPL, banyak dampak yang dirasakan cukup buruk bagi masyarakat seperti kegagalan panen, terganggunya masyarakat yang sedang melaksanakan ritual adat, penyerobotan tanah adat, hingga kerusakan lingkungan. Hal tersebutlah yang menyebabkan konflik berkepanjangan dari masyarakat setempat dengan PT TPL.
Dalam mempertahankan tanah adat mereka, masyarakat setempat terus berjuang sampai menyebabkan banyak korban jiwa. Tak hanya itu, perjuangan mereka pun tak jarang menyebabkan mereka berujung masuk ke penjara. Selain itu, mereka juga menempuh perjalanan yang sangat jauh dari Kabupaten Toba menuju ke Jakarta untuk menemui Presiden Jokowi demi menuntut keadilan.
Diakhir, Riza Ahmad Rifa’i dari Rusa Menjana memberikan tanggapannya mengenai film tersebut. Ia mengatakan dengan diadakannya nonton bareng tersebut dapat menjadi pembelajaran mengenai konflik agraria yang ada di sekitar. “Kan banyak konflik-konflik agraria yang ada di seluruh Indonesia, bahkan di sekitar kota ini (Ponorogo.red) ada. Mungkin ini bisa dijadikan sebagai refleksi atau pembelajaran,” tuturnya.
Sementara itu, Mufid berharap masyarakat umum dapat sadar terhadap masalah-masalah seputar agraria di sekitar mereka. “Dalam film tersebut terdapat konflik (agraria) yang berkepanjangan, bahkan sampai sekarang belum ada tindakan. Paling tidak komunitas dan masyarakat, ayolah sadar dengan konflik yang terjadi,” ungkapnya.
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.