Belum Sempat Terlaksana, PTM Terbatas IAIN Ponorogo Ditunda
lpmalmillah.com - Sesuai dengan instruksi pada Surat Edaran Nomor 9934/In.32.1/12/2021 Tentang Pelaksanaan Perkuliahan Semester Genap TA 2021/2022 Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Masa Pandemi Covid-19, IAIN Ponorogo berencana melaksanakan Perkuliahan Tatap Muka (PTM) terbatas sejak 7 Februari 2022 lalu. PTM hanya diperuntukkan bagi mahasiswa semester 2, 4, dan 6. Lalu, sudah sejauh mana IAIN Ponorogo mempersiapkan PTM?
PTM terbatas rencananya akan dilaksanakan dengan maksimal 7 kali pertemuan dari total 14 pertemuan kuliah selama satu semester sesuai ketentuan teknis masing-masing fakultas. Pada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) yang mengacu pada Surat Edaran Nomor B-0018/In.32.4/PP.00.9/01/2022 Tentang Pelaksanaan Perkuliahan Semester Genap TA 2021/2022, PTM terbatas dilaksanakan secara silang dengan teknis seminggu luring dan seminggu daring atau sebaliknya, sesuai dengan jadwal masing-masing jurusan dan semester.
Sementara itu, menurut Surat Edaran Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo Nomor 0158/In.32.2/PP.00.9/1/2022 dijelaskan bahwa PTM terbatas dilakukan secara silang dengan teknis sebelum UTS luring dan setelah UTS daring atau sebaliknya, sesuai dengan jadwal masing-masing jurusan dan semester.
Dengan akan dilakukannya PTM ini, maka seluruh mahasiswa diwajibkan telah melakukan vaksinasi Covid-19 sebanyak dua kali seperti syarat dan ketentuan umum yang terlampir di SE. Mahasiswa juga diharapkan untuk segera mengisi survei vaksinasi sebagai data penambah informasi. Menurut Ahmad Zainal Abdi selaku Kepala Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, jumlah pengisi survei masih sangat minim. “Sayangnya, saat sudah hampir satu bulanan (survei diadakan), yang mengisi survei vaksin hanya 1.560 mahasiswa dari total kurang lebih 10.000 mahasiswa,” tutur Abdi.
Selain ketentuan terkait vaksinasi, peserta kuliah tatap muka juga diimbau untuk tetap melakukan protokol kesehatan dengan tertib, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di tempat cuci tangan yang telah tersedia, menggunakan hand sanitizier, menjaga jarak, melakukan cek suhu, dan menunjukkan sertifikat vaksinasi kepada petugas keamanan.
Akan tetapi, pemeriksaan bukti vaksinasi yang masih dilakukan secara manual memungkinkan untuk menimbulkan antrean dan berakhir menjadi kerumunan. Apalagi jika melihat jumlah mahasiswa di masing-masing fakultas yang cukup banyak. Maka untuk mengantisipasi hal tersebut, Abdi mengungkapkan bahwa minimal pengecekan akan dilakukan dengan cek suhu badan dan ditambah pemasangan QR code di tiap gedung untuk mengontrol jumlah kapasitasnya. "Jika itu (pemeriksaan bukti vaksinasi, red.) dilakukan, pasti akan menimbulkan kerumunan karena harus diperiksa satu persatu. Untuk sementara, kita memakai suhu badan saja minimal untuk pengecekan. Kita juga akan berupaya memasang QR code lokasi gedung untuk melihat kapasitas gedung agar bisa mengontrol (jumlahnya)," jelasnya.
Selain itu, masih terdapat pula sarana dan prasarana kampus yang belum memadai untuk menunjang PTM terbatas. Sebab, di area kampus banyak ditemukan tempat cuci tangan yang sudah tidak berfungsi dengan wadah sabun yang kosong. Menanggapi hal itu, Abdi berkata bahwa fasilitas penunjang PTM akan segera dilengkapi. “Akan diupayakan untuk dilengkapi secepatnya. Semua akan segera kita persiapkan untuk terlaksananya PTM ini. Kita akan menambahkan wastafel, sabun, dan termogun,” jelas Abdi.
Rencana pelaksanaan PTM terbatas ini memunculkan beberapa tanggapan dari mahasiswa. Menurut Wiwang Binti Muakhiroh, pelaksanaan PTM merupakan hal yang bagus, apalagi bagi dirinya yang merasa tidak nyaman untuk terus menatap layar gawai selama kuliah daring. “Sebenarnya dimulainya pembelajaran tatap muka itu sudah bagus. Karena jujur dari diri sendiri, kadang tersiksa dengan kuliah daring yang harus mulai pagi sampai siang. Bahkan karena tugas sampai malam. Mata sangat lelah melihat layar,” tutur mahasiswi semester dua jurusan Perbankan Syari’ah (PS) tersebut.
Serupa dengan Wiwang, Bagas Setyo Pambudi, mahasiswa semester empat jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (TIPA) merasa siap untuk melaksanakan PTM terbatas. “Saya sudah sangat siap untuk melakukan PTM. Bahkan, saya sudah siap baik dari fisik maupun persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak akademik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bagas pun tidak merasa keberatan terkait persyaratan yang ditetapkan oleh pihak kampus. “Untuk persyaratan atau aturan tersebut tidak memberatkan sama sekali. Alhamdulillah saya sudah siap semua seperti sertifikat vaksin. Menurut saya akan aman-aman saja untuk melengkapi persyaratannya, tidak akan kesulitan,” tambahnya.
Meskipun telah mendapatkan respon positif dari mahasiswa, pelaksanaan PTM terbatas belum bisa terlaksana sesuai jadwal yang direncanakan. Melalui Surat Edaran Nomor B-0693/In.32.1/PP.00.9/02/2022 tentang Penundaan Perkuliahan Tatap Muka Institut Agama Islam Negeri Ponorogo yang dikeluarkan tanggal (3/2/2022) lalu, PTM terbatas yang awalnya telah dilaksanakan mulai tanggal 7 Februari 2022 secara resmi ditunda hingga 18 Februari 2022.
Penundaan PTM terbatas ini pun memunculkan respon dari mahasiswa. Salah satunya Fatihatur Rahmaniyah, mahasiswi semester dua jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), yang merasa bimbang dengan perubahan informasi pelaksanaan PTM terbatas. "Aku sih merasa resah banget, apalagi Gresik-Ponorogo ngga deket. Aku juga udah bayar kos langsung setahun. Kalo emang offline, ya di-offline-in aja, ga usah maju mundur kaya gini. Aku juga bimbang," tutur mahasiswi asal Gresik itu.
Sementara itu, Rizqya Fadlilaturrosyida mengungkapkan kekecewaannya terkait penundaan PTM terbatas. "Semester lalu saya pernah mendengar bahwa akan diadakan perkuliahan tatap muka, tapi ternyata satu semester full diisi dengan perkuliahan daring. Sekarang yang mulanya perkuliahan tatap muka dimulai pada tanggal 7 Februari 2022, diundur selama dua minggu. Saya merasa sedikit kecewa karena PTM mundur terus,” ungkap mahasiswa jurusan Tadris Bahasa Inggris yang tengah duduk di semester dua tersebut.
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.