Minyak Goreng Langka, Aliansi Mahasiswa Bergerak Ponorogo Lakukan Aksi
(Foto: Dewi)
lpmalmillah.com
- Sejumlah mahasiswa Ponorogo yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Bergerak
melakukan aksi pada Rabu (30/3/2022). Aksi dilakukan di Jl. Letjen Suprapto,
depan Gardu Induk PLN Ponorogo, mulai pukul 10.30 WIB. Aksi yang digelar
bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden Republik Indonesia ke Ponorogo ini
diikuti oleh kurang lebih 50 peserta dengan membawa tuntutan terkait kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.
Menurut
Mashadi Masrum Hidayat selaku Koordinator Umum, aksi ini dilatarbelakangi oleh
keresahan masyarakat mengenai kelangkaan minyak goreng di Indonesia. “Minyak
goreng di Indonesia saat ini langka. Kalaupun ada, harganya sangat melambung
tinggi dan tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan
pemerintah. Tuntutan memang banyak, tapi kita fokuskan ke situ,” jelasnya.
Dalam
orasinya, Bilad Arkan sebagai salah satu orator mempertanyakan penanganan
pemerintah menghadapi kelangkaan minyak yang diikuti dengan kenaikan bahan
pokok lain. "Realita yang kita hadapi sekarang adalah banyaknya
kelangkaan minyak goreng dan bahan pangan. Bagaimana rezim menangani masalah
ini? Kita tunggu!" ucapnya.
Lebih
lanjut, Andre yang juga merupakan bagian dari peserta aksi menganggap kelangkaan
minyak merupakan hal yang tidak logis, mengingat Indonesia merupakan satu dari
lima negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. "Indonesia
merupakan salah satu negara yang punya sumber minyak yang begitu besar.
Tapi, apa yang terjadi? Negara ini mengalami kelangkaan minyak yang tidak
logis," seru Andre.
Selain
membawa tuntutan soal kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng, peserta aksi
massa juga menyuarakan tuntutan lain, yakni: 1) Tolak pencabutan Peraturan
Menteri Perdagangan No. 22 Tahun 2021; 2) Tangkap dan adili mafia minyak
goreng; 3) Menuntut pengunduran diri Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi; 4)
Selenggarakan pendidikan yang demokratis dan tolak komersialisasi dunia
pendidikan; 5) Laksanakan amanat reforma agraria sesuai UU Pembaruan Agraria;
6) Sahkan RUU TPKS dan ciptakan ruang aman bagi perempuan dan anak; 7) Tolak
penundaan PEMILU Tahun 2024; 8) Berikan jaminan sosial secara utuh kepada
pekerja migran; 9) Cabut dan tolak Omnibus Law serta UU Minerba; 10) Menuntut
evaluasi pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
Di
tengah-tengah aksi, sempat terjadi perdebatan antara aparat kepolisian dengan
peserta aksi. Hal ini dipicu karena peserta aksi dianggap mengganggu arus lalu
lintas karena bertempat di poros jalan. Selain itu, aksi juga dilakukan di
depan objek vital, yakni Gardu Induk PLN Ponorogo. “Demo boleh, tapi jangan
di depan objek vital (Gardu Induk PLN Ponorogo, red.),” ungkap Dhanang,
Kabag Ops Polres Ponorogo.
Menanggapi
hal tersebut, Aldila Mayang mengakui sempat ada perdebatan di tengah-tengah
aksi. Namun, akhirnya aksi berlanjut dengan kondusif setelah peserta bersedia
untuk bergeser ke tempat yang diminta oleh aparat kepolisian yang berjaga. “Tadi
ada permasalahan soal surat izin. Lalu, kita kan (aksi) di poros jalan utama, dimana
ada banyak kendaraan,” jelas koordinator lapangan aksi tersebut.
Menanggapi
aksi tersebut, Basir, salah satu warga, berharap bahwa penyebab kelangkaan
minyak goreng bisa diusut tuntas sehingga harganya pun dapat kembali normal.
Sebab, banyak masyarakat mengeluhkan hal tersebut. “Harapan saya ya diusut
tuntas (penyebabnya), jadi bisa cepat stabil harganya. Soalnya, minyak kan juga
bahan pokok,” ungkapnya saat diwawancarai di dekat lokasi aksi.
Reporter:
Nana, Dewi
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.