Gelar Aksi, Aliansi Mahasiswa IAIN Ponorogo Suarakan Beberapa Tuntutan ke Rektorat
lpmalmillah.com - Senin (20/06/2022), Aliansi Mahasiswa IAIN Ponorogo melakukan seruan aksi di depan Gedung Rektorat IAIN Ponorogo. Seruan aksi tersebut dimulai pukul 08.50 WIB dengan peserta aksi berjumlah puluhan mahasiswa. Aksi tersebut berlangsung sekitar 3 jam dengan membawa beberapa tuntutan.
Mengacu pada press release yang dibagikan, terdapat empat tuntutan
yang dibawa oleh Aliansi Mahasiswa IAIN Ponorogo kepada pihak kampus. Adapun empat
tuntutan tersebut adalah melawan otoriterisme birokrasi kampus, menuntut
transparansi anggaran dan kebijakan kampus, menuntut perbaikan pelayanan studi
pada mahasiswa, dan menuntut kejelasan kinerja birokrasi kampus.
Dalam orasinya, Aldila Mayang selaku Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa
Institut (DEMA-I) menyampaikan bahwa mereka menyuarakan
permasalahan-permasalahan terkait Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Kartu Tanda
Anggota (KTA) perpustakaan, dan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). “Hari
ini kita menyuarakan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar kita!
Terkait KTM dan kartu perpus yang selama dua tahun ini menghilang! Juga terkait
anggaran Kuliah Pengabdian Masyarakat, bagaimana regulasinya?” seru Aldila dalam
orasinya.
Sekitar pukul 10.00 WIB, massa aksi sedikit berjalan tidak kondusif karena
belum mendapat respon dari pihak kampus. Akhirnya, terjadi aksi saling dorong
antara pihak keamanan dan peserta aksi. Beberapa saat setelah itu, pihak kampus
mempersilakan perwakilan mahasiswa untuk melakukan audiensi di dalam gedung
rektorat.
Setelah itu, audiensi kembali dilakukan di depan gedung rektorat antara
peserta aksi dan pihak rektorat. Dari hasil audiensi tersebut, pihak rektorat
menerangkan pokok permasalahannya. Aksin selaku Wakil Rektor III menyampaikan
hasil audiensi kepada peserta aksi. “KTM akan kami usahakan jadi pada 30
Juli 2022. Kemudian untuk regulasi anggaran KPM, itu dialokasikan untuk KPM
Nusantara dan Moderasi. Jadi, tidak ada anggaran untuk jaket KPM. Untuk KPM
2022 ini, kami hanya menganggarkan kaos dan bloknote dan sebagai bahan belanja
dan lain sebagainya,” tegasnya di depan peserta aksi.
Lebih lanjut, Muhammad Choirul Anam mewakili bagian keuangan menjelaskan
jika tidak adanya anggaran untuk jaket KPM disebabkan masukan dari Inspektur
Jenderal (Irjen) Kemenag RI untuk meniadakan anggaran jaket KPM. “Kami
mendapat masukan dari Irjen untuk tidak menganggarkan jaket KPM, karena seragam
jaket itu merupakan anggaran yang hanya boleh untuk pendidikan kedinasan,” terang
Anam.
Ridwan Krisna Aditya selaku Koordinator Umum seruan aksi kali ini pun
menjelaskan lebih lanjut tentang hasil audiensi antara massa aksi dan pihak
rektorat. “Untuk demo kali ini sukses, meskipun ada beberapa keputusan yang
tidak diterima karena masalah komunikatif. Dengan ini menjadi goals yang besar
bagi kita. Hari ini kita tahu bahwasanya MoU [Memorandum of Understanding] kita
dengan birokrat mengenai KTM sudah jelas. Juli harusnya sudah jadi mengenai KTM
dan siap didistribusikan,” jelas Ridwan.
Di akhir aksi, dilakukan pula penandatangan lembar tuntutan dan pernyataan
sikap oleh pihak kampus dan perwakilan mahasiswa. Lembar ini memuat mulai dari
pengembalian pembahasan Pedoman Organisasi kepada mahasiswa hingga transparasi
draft anggaran KTM, KPM, dan laporan anggaran lainnya akan diberikan maksimal 3
x 24 jam sebagaimana terlampir.
Seruan aksi yang berangkat permasalahan-permasalahan yang ada di kampus tersebut pun mendapat tanggapan dari peserta aksi. Salah satu tanggapan datang dari Sindy Auliasari, mahasiswi jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf. Ia bersyukur aksi berjalan lancar dan berharap semua tuntutan dapat ditindaklanjuti. Selain itu, Sindy pun mengaku siap untuk ikut serta di aksi lanjutan jika diperlukan. “Saya siap terjun lagi guna menyuarakan [permasalahan-permasalahan] mahasiswa IAIN Ponorogo,” ujarnya dengan tegas.
Reporter: Lia,
Cantrisah, Nira
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.