Tingkatkan Keterampilan Jurnalistik, HMJ KPI Adakan Workshop dan Seminar
lpmalmillah.com - Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam (HMJ KPI) mengadakan acara Workshop & Seminar Jurnalistik pada hari
Kamis (24/11/2022) pukul 13.40 WIB. Acara ini dilaksanakan di aula gedung
Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) dengan diikuti oleh 12 mahasiswa
KPI semester 1 dan 3. Workshop dan Seminar kali ini diisi oleh Muchlis Daroini,
dosen pengajar mata kuliah jurnalistik sekaligus Kepala
Jurusan (Kajur) Sejarah dan Peradaban Islam (SPI).
Acara ini mengusung tema “Media dalam Bingkai Politik dan Agama.” Menurut
Ketua HMJ KPI, alasan diangkatnya tema tersebut dilatarbelakangi oleh fenomena penggunaan agama dalam politik. “Beberapa tahun kebelakang kondisi
politik Indonesia sempat terpolarisasi karena penggunaan politik [dengan dalih]
agama yang sangat masif di tahun 2019 dan beberapa kasus lainnya. Inilah yang
melatarbelakangi diangkatnya tema tersebut,” ungkap Imam Mustajab Zainal Fawaid.
Acara ini dibuka secara langsung oleh Kajur KPI.
Kayyis Fithri Ajhuri dalam sambutannya sangat mengapresiasi adanya rangkaian acara HMJ,
khususnya workshop dan seminar. “Saya
sangat mengapresiasi [atas] diadakannya acara secara beruntun oleh HMJ sejak
awal sampai saat ini, khususnya workshop ini. [Kegiatan ini] diadakan tidak
hanya untuk [mahasiswa] KPI saja tetapi juga untuk seluruh mahasiswa Fakultas
Ushuluddin, Adab, dan Dakwah,” ujarnya.
Dipandu oleh Lisa
Febrianti, mahasiswa KPI semester 3, Muchlis memulai pembahasan dari sejarah, pentingnya
jurnalistik, sampai pada peran jurnalistik. Tak lupa, ia juga menyampaikan awal
mula munculnya kegiatan jurnalistik menurut perspektif barat maupun perspektif
Islam, yang mana hal ini jarang diketahui oleh mahasiswa.
“Sejarah awal [munculnya jurnalistik] yang sering
dibahas adalah adanya Acta Djurna, selebaran yang berisi informasi dari raja
pada zaman Julius Caesar tahun 60 SM. Namun menurut perspektif Islam,
jurnalistik sudah ada sejak zaman Nabi Nuh yang pada saat itu mengutus seekor
burung untuk mencari informasi. Informasi yang dibawa saat itu berupa
[sepotong] ranting dan buah zaitun yang mengisyaratkan adanya daratan setelah
dunia terjadi banjir besar pada saat itu,” ujar Sachree, panggilan akrab Muchlis.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwasanya dulu
orang mendapat informasi sangatlah sulit dan berharga. “Dahulu orang
mendapat informasi itu sudah seperti mendapat wahyu dari Tuhan. Sebab apa?
Sebab zaman dahulu informasi sangatlah mahal, berbeda dengan sekarang [yang
mana] informasi sudah menjadi makanan sehari-hari,” katanya.
Ia juga menyampaikan peran besar media massa di era
penjajahan. Pada masa itu, media mampu memberikan penyadaran kepada bangsa
Indonesia bahwa mereka sedang dijajah oleh bangsa asing. Media juga punya andil
untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. “Sejarah mencatat kesadaran
pribumi dibentuk oleh media, maka media punya andil besar terhadap pergerakan
kemerdekaan Indonesia. Hal ini karena media mampu menggiring opini publik dan
[membangun] kesadaran tentang kebangsaan untuk merdeka dari cengkeraman
penjajah,” jelasnya.
Adanya workshop
ini mendapat tanggapan yang positif dari peserta. Hal ini bisa dilihat dari
tujuan salah satu peserta, Hamid Muhammad, dalam mengikuti acara ini. Hamid
mengatakan bahwa ia mengikuti acara ini untuk menambah wawasan
tentang dunia jurnalistik dan hal lain yang melingkupinya. “Ya tujuan saya
yang pasti adalah menambah wawasan soal dunia jurnalistik. Saya disini
memperoleh banyak ilmu, mulai dari asal mula jurnalistik dan juga hubungan
antara jurnalistik dengan politik dan sebagainya,” ujar mahasiswa KPI
semester 1 tersebut.
Sachree selaku pemateri juga menyampaikan pentingnya workshop ini bagi
mahasiswa guna meningkatkan skill, utamanya
di bidang kepenulisan. “Jadi, workshop jurnalistik sangat penting untuk
mahasiswa, karena workshop ini akan memotivasi mahasiswa dalam bidang
kepenulisan. Yang kedua aktivitas jurnalisme, entah tulis-menulis
atau mengonstruksi suatu materi atau berita. Itu akan menambah dan mematangkan
wacana yang ada di mahasiswa itu,” pungkasnya.
Terakhir, Ahmad Fajar Ihsani selaku ketua panitia
mengungkapkan harapannya kepada seluruh peserta yang hadir agar dapat
menerapkan ilmu yang telah didapat pada seminar hari ini. “Saya berharap
setelah selesainya acara ini, teman-teman bisa mengaplikasikan dan menerapkan
apa yang telah kalian pelajari di seminar hari ini,” ucapnya saat ditemui
di akhir acara.
Reporter: Miftah
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.