Berubah Mendadak, Mahasiswa FTIK Keluhkan Jadwal Seminar Proposal Skripsi
(Gambar: www.freepik.com)
lpmalmillah.com - Sama halnya dengan fakultas lain, sebelum menginjak
tahap penyusunan skripsi, setiap mahasiswa di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo akan melakukan
seminar proposal skripsi terlebih dahulu. Secara umum, mekanisme pelaksanaannya
telah diatur dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) No.
IAIN.32.Po/LPM/SOP/01.04.2017 tentang Seminar Proposal Skripsi.
Dalam SOP tersebut, mahasiswa dapat mendaftarkan diri
untuk mengikuti seminar proposal skripsi dengan menyerahkan dua rangkap
proposal skripsi yang telah disetujui dosen pembimbing kepada staf akademik
jurusan. Kemudian, staf akademik akan berkoordinasi dengan pimpinan jurusan
untuk membuat jadwal pelaksanaannya berdasarkan proposal skripsi yang masuk.
Namun, pada kenyataannya, pelaksanaan proposal skripsi
tak luput dari persoalan, khususnya pada penjadwalan. Anggi Irnandia, mahasiswa
semester 7 jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) menyayangkan tentang perubahan
jadwal yang mendadak. “Perubahan jadwal yang mendadak. Sekitar 15 menit
sebelum seminar proposal, dosen penguji dua memberitahukan kalau seminar proposal
itu diundur sore hari. Saya kurang suka dengan perubahan jadwal yang bertabrakan
dengan mahasiswa lain,” keluh Anggi.
Sama halnya dengan Anggi, Munawaroh, mahasiswa
semester 7 jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) juga mengalami
perubahan jadwal seminar proposal skripsi secara mendadak. “Seharusnya seminar
proposal dilakukan tanggal 20, tetapi tiba-tiba dosen mengajukan tanggal 14. Waktu
pengujian dosen satu dan dosen dua juga tidak sama. Alasan perubahan jadwal ini
karena dosen penguji memiliki kepentingan. Beberapa teman saya juga mengalami
hal yang serupa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Munawaroh mengaku kurang persiapan ketika
mengikuti seminar proposal skripsi karena jadwal yang dimajukan. “Saya belum
siap. Kita membuat proposal itu juga tidak mudah. Kita ingin waktu seminar
proposal skripsi memang benar-benar siap dan ingin melakukannya dengan baik. Tetapi,
karena jadwal berubah mendadak, jadi kurang persiapan, baik proposal maupun
mental,” ucapnya.
Menanggapi persoalan tersebut, Darmuji, pejabat
fungsional akademik FTIK mengatakan bahwa perubahan jadwal seminar proposal skripsi
merupakan kesepakatan antara dosen dengan mahasiswa. “Biasanya itu ada
kesepakatan antara penguji dengan yang diuji dan kesepakatan dosen penguji satu
dengan dosen penguji dua. Biasa berubah, mungkin jamnya digeser agak maju atau
mungkin ada yang dipindah harinya, tetapi pelaksanaannya tetap tatap muka,”
jelasnya ketika dijumpai di kantor FTIK, Rabu (04/01/2023).
Pelaksanaan seminar proposal skripsi memiliki jadwal
yang lebih fleksibel dibandingkan dengan ujian skripsi. Hal ini juga
disampaikan oleh Kharisul Wathoni, Ketua
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Ia meyebut pihak fakultas memang
memberikan kelonggaran terkait jadwal pelaksanaan seminar proposal skripsi. “Kemarin,
arahan dari pimpinan bahwa jadwal itu fleksibel dikarenakan berbagai hal. Dosen
kita biasanya melakukan banyak kegiatan di waktu yang sama. Jadwal itu dibuat,
tetapi pada praktiknya itu fleksibel,” terangnya.
Kharisul berujar jika dosen penguji memiliki urusan
penting, maka dosen tersebut dapat mengubah waktu pelaksanaan seminar proposal
skripsi sesuai kesepakatan dengan mahasiswa, sehingga dosen dan mahasiswa perlu
saling berkomunikasi. “[Jadwalnya] kesepakatan dengan mahasiswa, artinya
antara dosen dengan mahasiswa perlu ada komunikasi,” ujarnya.
Selain itu, Darmuji juga menyinggung perihal jumlah
mahasiswa FTIK yang banyak dan rutinitas pekerjaan yang padat menjadi kendala tersendiri
dalam pelaksanaan seminar proposal skripsi. “Karena kita itu berat. Tarbiyah
itu mahasiswanya banyak, rutinitas kerja, serta volume pekerjaan sangat banyak,
sehingga kegiatannya harus jalan semuanya dan ada beberapa yang memang
beririsan,” ungkapnya.
Ia pun yakin bahwa jumlah mahasiswa yang mengalami
perubahan jadwal mendadak tidak banyak. Hanya kondisi khusus dari dosen yang
membuat perubahan jadwal mungkin terjadi. “Tergantung dosen pengujinya,
mungkin dosen itu sangat sibuk. Misalnya, ketika sudah terjadwal besok,
kemudian malamnya ada tugas keluar kota, itu sudah di luar kemampuan kami. Tetapi,
saya kira [kasus perubahan jadwal] persentasenya tidak banyak dan tidak bisa
digeneralisir semua kasusnya seperti itu, hanya beberapa,” jelasnya.
Meski demikian, Darmuji tidak mengelak bahwa
pelaksanaan seminar proposal skripsi idealnya dilakukan secara bersamaan antara
kedua dosen penguji dan mahasiswa. Sebab, terdapat berita acara, penilaian,
serta daftar revisi yang harus dituangkan dalam satu forum. “Ujian itu
diusahakan bareng, jadi kedua dosen penguji dan mahasiswa harus satu meja,
mekanismenya seperti itu,” ucap Darmuji.
Terkait keluhan mahasiswa, Kharisul mengaku tidak pernah
mendapatkannya secara langsung, walaupun ia juga tidak mengelak bahwa beberapa
mahasiswa mungkin saja mengeluhkan hal tersebut. “Saya pribadi selaku Ketua
Jurusan PAI, tidak ada mahasiswa yang menghadap saya mengeluhkan perubahan
jadwal, tetapi di luar, mungkin saja ada,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kharisul berharap pelaksanaan seminar
proposal skripsi ke depannya dapat dilakukan sesuai dengan jadwal tanpa
merugikan dosen maupun mahasiswa. “Bagaimanapun jadwal itu seharusnya
ditaati, ditepati, dan dilakukan bersama-sama. Itu semaksimal mungkin, tetapi dalam
kondisi-kondisi darurat tertentu, saya kira harus tetap kita berikan
fleksibilitas, artinya kita win-win solution,” harapnya.
Tak hanya Kharisul, Munawaroh pun berharap pelaksanaan
seminar proposal skripsi ke depannya dapat dilakukan sesuai jadwal. “Jika
memang sudah diberi jadwal terkait waktu pelaksanaan seminar, seharusnya
dilaksanakan sesuai jadwal. Saya berharap ke depannya lebih konsisten dan kita belajar
tepat waktu,” harapnya.
Senada dengan Munawaroh, Anggi juga menginginkan pihak
kampus dapat lebih mempersiapkan pelaksanaan seminar proposal skripsi. “Untuk
ke depannya, momentum apapun itu seharusnya kampus lebih prepare untuk hal
tersebut,” ucap Anggi.
Terakhir, Darmuji berujar bahwa ke depannya akan ada
penyempurnaan dan terobosan baru sebagai respons terhadap harapan mahasiswa agar
mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan cepat. “Ke depan, kita mestinya
semua harus by-system. Harapan kita semoga nanti bisa mengajukan program untuk
menjadwal, mahasiswa juga lebih cepat terlayani, dan jadwalnya lebih cepat
jadi, sehingga mahasiswa punya persiapan untuk mengikuti seminar proposal.
Jadi, harapannya kita semakin baik,” pungkasnya.
Reporter: Arifin, Robi’ah (Magang)
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.