Menimbang Wacana Perkuliahan FTIK ke Kampus 2
Gambar: canva
Opini
oleh: Erick
Kampus Insitut
Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo kembali membangun gedung baru yang
berlokasikan di Desa Pintu, Jenangan, Ponorogo. Gedung tersebut rencananya akan
digunakan untuk ruang perkuliahan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Pembangunan ini dimulai pada bulan April, lebih tepatnya pada tanggal 14 April 2022, dan selesai pada akhir Desember
2022 lalu.
Meski
pembangunannya telah rampung, namun belum ada informasi pasti terkait kapan
aktivitas perkuliahan dipindahkan ke gedung baru itu. Kalaupun terealisasi,
tidak seluruh jurusan dapat dipindah mengingat kapasitas gedung yang belum
mampu mewadahi seluruh mahasiswa FTIK.
“Misalnya
nanti digunakan untuk FTIK, oh prodi ini yang pindah ke sana. Berarti semua
karyawan prodi yang dimaksudkan pindah ke sana. Tapi, Sebagian [mahasiswa FTIK]
masih menggunakan kampus 1. Kalau FTIK semua pindah di sana kan belum cukup,”
ungkap Asanam Rifa’i, Kepala Sub Bagian Umum Tata Usaha Hubungan Masyarakat dan Rumah Tangga
(Kasubag TUHRT).
Pembangunan
gedung dan wacana pemindahan tersebut tak lepas dari pro dan kontra dari calon
penghuninya. Pendapat pro mengemukakan persetujuan jika aktivitas perkuliahan
dipindahkan. Salah satu alasan yang mendasarinya adalah banyak fasilitas di
gedung FTIK lama yang sudah tidak berfungsi dengan baik.
Sudah sering
keluhan perihal fasilitas di gedung kampus 1 dilontarkan seperti banyaknya
proyektor, kipas, dan kursi yang rusak. Jadi, pengumuman pemindahan mahasiswa FTIK
ke hunian baru tampaknya memang jadi kabar gembira. Keputusan ini juga
menunjukkan kepedulian kampus terhadap keluh kesah para mahasiswa.
Selain itu,
tampaknya wacana pemindahan perkuliahan ke gedung baru akan menjadi solusi dari
permasalahan ruang kelas mahasiswa FTIK. Pasalnya, seringkali mahasiswa harus
berebut demi mendapatkan ruang untuk perkuliahan. Beberapa yang lain harus
berkuliah di ruang kelas ma’had yang kondisinya kurang lebih sama, bahkan
kondisi beberapa kelasnya justru lebih memprihatinkan.
Lain halnya
dengan kelompok pro, kelompok kontra berpendapat bahwa pemindahan pembelajaran
ke kampus 2 akan membuat jarak tempuh jadi lebih jauh sehingga menambah biaya
perjalanan. Alasan lainnya ialah karena mahasiswa merasa nyaman berada di
kampus 1.
Alasan tersebut
pun masuk akal. Sebab, tak sedikit dari mahasiswa FTIK yang bermukim di pondok
sekitar kampus 1. Biasanya pergi ke kampus dapat dilakukan dengan berjalan kaki
atau bersepeda. Maka, pemindahan perkuliahan ke kampus 2 membuat mereka mau tak
mau harus mencari alternatif kendaraan bermotor untuk ke sana.
Jadi, penulis
berpendapat bahwa jika pemindahan perkuliahan benar-benar akan direalisasikan,
sudah sepatutnya pihak kampus mempertimbangkan faktor aksesibilitas. Bahkan,
mungkin penyediaan kendaraan untuk menuju kampus 2 dari kampus 1 harus
disediakan untuk para mahasiswa.
Pada akhirnya,
penempatan gedung baru oleh segenap mahasiswa dan civitas akademik FTIK memang
patut disambut gembira. Siapa pula yang menolak jika ternyata kondisi dan
fasilitas gedung baru justru lebih menunjang perkuliahan dibandingkan
kelas-kelas yang ditempati saat ini.
Meski begitu,
kampus jangan sampai lupa untuk terus berbenah, ya? Jangan sampai, keluhan
tentang fasilitas di kampus 1 jadi angin lalu yang tidak ada tindak lanjutnya hanya
karena mahasiswa sudah punya tempat baru. Selain itu, pemeliharaan fasilitas secara
berkala harus benar-benar dilakukan. Meski aspirasi soal fasilitas selalu
disuarakan, tapi tampaknya tak banyak perubahan yang dilakukan. Padahal,
katanya udah mau jadi UIN, kan?
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.