PBAK 2023 Digelar, Antusias Maba Bertambah
lpmalmillah.com - Pengenalan
Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo resmi dimulai pada Rabu (09/08/2023). Pelaksanaan PBAK kali ini akan digelar
selama empat hari. Pada hari pertama, PBAK dimulai dengan apel pagi pada pukul
06.00 WIB di kampus dua. Kegiatan ini
bertujuan untuk memperkenalkan para mahasiswa baru dengan lingkungan akademik
dan kehidupan kampus.
PBAK
kali ini membawa tema “Meneguhkan Nilai Menghargai Perbedaan Rasa Demi Kemajuan
Nusantara”. Pengusungan tema tersebut berkaitan dengan harapan besar terhadap
mahasiswa baru untuk meneguhkan nilai keislaman, kebangsaan, dan kemahasiswaan.
“Nah, [nilai-nilai] itu harus kita teguhkan. Selaras dengan hal itu, kita boleh
mempunyai prinsip hidup, boleh mempunyai apapun itu. Namun, kita harus tetap
menghargai perbedaan orang-orang yang mungkin berseberangan dengan kita, ekstremis,
radikalis, ataupun hal yang sebagainya,” ungkap Susilo Hadi Prayoga, Ketua
Pelaksana PBAK.
Persiapan
PBAK kali ini sudah dilakukan dari beberapa bulan sebelumnya. “Persiapan
teman-teman, khususnya dari Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Ponorogo
kurang lebih sekitar tiga bulan yang lalu. Kalau untuk volunteer (relawan) kurang
lebih satu bulan setengah. Menurut saya, [persiapan] itu tidak akan
mengkhianati hasil. Ya, tetap ada mungkin miskomunikasi, sedikit demi sedikit
ada. Cuma, alhamdulillah sampai saat ini masih terorganisir,” kata Prayoga.
Prayoga
pun mengaku antusiasme peserta PBAK melebihi perkiraannya. Meskipun jumlah
mahasiswa baru sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2022, tetapi antusiasmenya
sangat tinggi. “Kita sudah berusaha membuat sketsa denah panggung yang
awalnya memuat kursi sebanyak 2.500 mahasiswa. Itu kita batalkan karena memang
antusiasme kali ini sangat membludak. Bahkan tadi sudah sampai [wilayah] bagian
UMKM. Antusiasme peserta kali ini sangat saya acungi jempol karena saya juga
kaget ternyata sangat pagi sekali itu peserta sudah datang,” akuinya.
Meskipun antusiasme peserta PBAK cukup tinggi, tetapi masih saja terdapat
beberapa peserta lainnya yang kurang disiplin waktu dengan datang terlambat. “Itu
hal buruk, tapi kita masih mencoba antisipasi dengan memberikan sedikit hukuman
yang berbentuk mendidik. Contoh yang telat tadi, kami bariskan dan kami suruh
menyanyikan lagu wajib seperti itu,” ujar Prayoga.
Berkaitan dengan masalah keterlambatan tersebut, Aqili Qurratul Umam, salah
satu mahasiswa baru jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), mengungkapkan
penyebab hal itu karena kurangnya pengarahan dari panitia khususnya pendamping
kelompok. Sehingga ia dan beberapa peserta PBAK terlambat masuk barisan,
padahal mereka sudah datang tepat waktu.
Dalam
pelaksanaannya, terdapat beberapa kendala baik dari panitia maupun peserta
PBAK. Prayoga menyampaikan kendala yang dialami oleh panitia, yaitu mengenai
pemateri. “Kendalanya yang paling urgen itu mengenai narasumber,
karena memang PBAK harus mendatangkan narasumber yang mungkin mempunyai esensi
keilmuan yang kita bawa,” ujarnya.
Sedangkan
kendala yang dialami oleh peserta, Aqili mengeluhkan terkait tempat ibadah yang
tidak memadai, khususnya bagi laki-laki, seperti tempatnya yang sempit dan
hanya disediakan satu tempat. Selain itu, ia juga mengeluhkan jarak antara
panggung dengan peserta yang terlalu jauh dan waktu makan yang tidak sesuai
dengan jadwal.
Begitu
pula dengan Singgih Wahyu Nur Arfiansyah, mahasiswa baru jurusan KPI, juga menyampaikan
keluhannya mengenai pengecekan atribut yang terlalu lama dan pembagian makan
siang yang tidak tepat waktu. “Kendalanya waktu pengecekan atribut pagi itu
kelamaan. Padahal banyak temen-temen yang sudah dari pagi antri, tapi tidak
bisa masuk, jadi dihukum. Sama waktu makan siang tadi agak telat pembagiannya,”
keluhnya.
Terakhir, Prayoga berharap dengan adanya PBAK dapat membentuk mahasiswa yang mampu menggerakkan Indonesia menuju masa keemasan. “Harapan besar saya, kita akan menuju Indonesia golden era. Maka, dengan adanya PBAK tahun ini dan juga keseriusan mahasiswa dalam belajar dan berusaha, dapat menjadi orang intelektual di masa depan yang mampu menggerakkan Indonesia menuju ke generasi era yang sebenar-benarnya.” harapnya.
Penulis: Arifin dan Ilham
Reporter: Arifin, Faridatus, Ilham, dan Paradila
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.