Dialog Demokrasi DEMA-I, Robbi Darwis Nasution: Partisipasi Gen-Z Menurun
lpmalmillah.com - Selasa (14/11/2023), Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Ponorogo (DEMA-I) mengadakan Dialog Demokrasi di Graha Watoe Dhakon. Acara yang dimulai pada pukul 13.45 WIB ini diikuti oleh mahasiswa IAIN Ponorogo, organisasi daerah, serta organisasi mahasiswa eksternal kampus. Dialog ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Festival Watoe Dhakon yang diselenggarakan DEMA.
Tema yang diusung dalam dialog adalah “Demokrasi, Pluralisme, dan Multikulturalisme”. Tema ini diambil sebagai bentuk pengawalan isu politik tahun depan. “Pengambilan tema ini tidak terlepas dari isu tahun 2024, [yaitu] isu mengenai politik. Maka dari itu kita [DEMA] mulailah mengawal isu tersebut," jelas Mohamad Khabib Baidowi, Ketua DEMA-I.
Dialog dimulai dengan penyampaian materi oleh Miseri Efendi, Wakil Ketua DPRD Ponorogo. Beliau memaparkan bahwa banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara memilih pemimpin yang baik dan juga siapa yang akan mereka pilih. Hal ini berakibat pada adanya gap antara rakyat dan wakil rakyat. “Banyak yang kurang peduli bagaimana cara memilih seorang pemimpin yang tentunya bisa melayani rakyatnya, banyak [masyarakat yang] hanya [memilih] untuk mengugurkan kewajiban. Tapi setelah mereka ditanya siapa wakil kita di Jakarta, jarang mereka tahu,” ucapnya.
Kemudian, pemaparan
materi lanjut disampaikan oleh Arwani Hamidi, anggota KPU Kabupaten Ponorogo. Ia menerangkan bahwa peran pemuda sangatlah
penting di dunia politik dewasa ini. Dengan melihat sejarah, sebenarnya bangsa
ini sudah menempatkan peran pemuda dalam
posisi strategis di dunia politik.
Lebih lanjut, Arwani Hamidi juga menambahkan bahwa dengan adanya fenomena pemuda yang enggan memahami serta menyadari akan pentingnya politik merupakan suatu kemunduran. “Apabila kawan-kawan dan adik-adik yang saat hari ini tidak mau memahami politik, tidak sadar terhadap politik sebagai sesuatu yang penting dalam hidup berbangsa dan bernegara, maka sebenarnya adik-adik dalam kemunduran,” tambahnya.
Terakhir, materi disampaikan oleh Robbi Darwis Nasution, pengamat Politik Lokal. Robbi menyampaikan bahwa partisipasi Gen-Z dalam dunia politik mulai menurun. “Menurut data dari KOMPAS, survey di tahun 2020, partisipasi dari kaum Gen-Z menurun. Dalam tanda kutip partisipasi politik ini bukan hanya saat Pemilihan Umum (Pemilu), tetapi partisipasi [dalam] dunia politik atau kepeminatan Gen-Z terhadap politik,” terangnya.
Tak hanya itu,
Arwani juga berpesan pentingnya menghindari politik praktis. Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mempelajari terlebih dahulu calon-calon yang akan dipilih, bagaimana rekam
jejak politik masing-masing calon. Hal ini bisa dilakukan dengan memperbanyak diskusi serta
membaca berita yang ada.
Adanya acara ini, mendapat tanggapan yang bagus dari Hanifa, salah satu mahasiswi Jurusan Tadris IPA IAIN Ponorogo. Ia mengapresiasi adanya dialog ini karena bisa mengenalkan kepada mahasiswa yang notabene belum ikut dalam politik. "Menarik, karena sebagai mahasiswa yang belum ikut dalam [dunia] politik, [menjadi] sudah dikenalkan terlebih dahulu oleh pemateri yang bisa menuntun kita agar tidak salah langkah,” ucap mahasiswa semester wahid ini.
Senada dengan Hanifa, Seveentena Agustin, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Ponorogo, juga berpendapat bahwa acara ini sangat penting bagi mahasiswa agar melek politik. Ia juga menambahkan agar Gen-Z tidak lagi anti dan acuh terhadap politik.“Gambaran ke depannya agar generasi muda itu tidak apatis kepada politik, karena para Gen-Z ini takut dalam menghadapi dunia politik. Dalam penyikapan pemilu nanti diharapkan masyarakat benar-benar memilih pemimpin yang baik,” jelas mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan tersebut.
Reporter: Arfian, Yulia, Anas
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.