Debat Paslon Ranah Fakultas: Kurang Partisipasi, tapi Bisa Mempengaruhi
(Foto: Dokumentasi KPUM FASYA)
lpmalmillah.com - Sabtu (10/02/2024), Komisi Pemilihan
Umum Mahasiswa Fakultas (KPUM-F) melaksanakan tahapan acara PEMIRA terkait
debat antar paslon dalam ranah fakultas. Pengadaan debat yang sebelumnya telah diumumkan
melalui akun Instagram KPUM-F ini, dilaksanakan secara langsung dan terpisah di aula masing-masing fakultas.
Terhitung, ada tiga fakultas yang pelaksanaannya dilakukan pada hari ini, yaitu
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK); Fakultas Ushuluddin, Adab, dan
Dakwah (FUAD); dan Fakultas Syari’ah (FASYA). Sedangkan pelaksanaan debat paslon
fakultas di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) akan dilaksanakan pada Senin (12/02/2024).
Pelaksanaan debat dari tiga fakultas
yang memilih diselenggarakan pada hari libur ini dilatarbelakangi oleh jarak pelaksanaan
Pemilu Indonesia, yang akan dilaksanakan pada Rabu (14/02/2024). Kesepakatan
ini menilik pada kondisi penyelenggara dan peserta PEMIRA yang juga disibukkan
dengan kegiatan Pemilu. “Mengingat mendekati adanya hari Pemilu Indonesia,
kemarin dari beberapa penyelenggara maupun peserta PEMIRA juga disibukkan
dengan penyelenggara Pemilu. [Jadi] kita sepakat mengambil hari Sabtu untuk
melaksanakan debat,” papar Brian Ahdi, selaku Ketua KPUM FASYA.
Adanya kesepakatan atas pelaksanaan
debat pada hari libur turut memunculkan pendapat dari sudut pandang mahasiswa.
Yulia Heri, mahasiswa Jurusan Komukasi Penyiaran Islam, mengatakan jika pelaksanaan
debat yang dilaksanakan pada hari libur, turut memberikan pengaruh terhadap
antusiasme mahasiswa atas agenda debat paslon. Menurutnya, hal ini disebabkan banyak
mahasiswa rantau yang memilih pulang. “Saya pribadi gak merasa begitu
terganggu, tapi kalau dilihat dari sudut pandang mahasiswa secara keseluruhan,
mungkin ini waktu yang kurang tepat. Karena pasti anak yang rantau memilih
pulang, dan ternyata benar, sedikit banyak berpengaruh ke jumlah penonton,”
papar Yulia.
Hal yang selaras terkait minimnya
partisipasi mahasiswa dalam agenda debat paslon ini juga disampaikan oleh Iqbal
Desvio. Selaku paslon DEMA FUAD yang juga melaksanakan debat bersama paslon
lainnya, Iqbal merasa jika kehadiran mahasiswa pada agenda debat paslon hari
ini adalah kurang. “Partisipasi dari mahasiswa/peserta itu kurang,” tutur
Iqbal ketika diwawancarai oleh kru LPM aL-Millah. Perkara tersebut menjadikan persentase
keikutsertaan mahasiswa umum dalam agenda PEMIRA bisa dikatakan masih belum
membaik.
Melanjutkan pada mekanisme pelaksanaan
debat yang telah disepakati oleh pihak penyelenggara, debat dimulai dengan
penyampaian visi dan misi para paslon, kemudian dilanjutkan dengan sesi
pemberian tanggapan. Untuk kandidat Ormawa yang memiliki dua paslon atau lebih,
maka pemberian tanggapan dilakukan oleh paslon lawan dan panelis. Sementara
mereka yang tidak memiliki pesaing, dalam hal ini adalah paslon tunggal, maka
pemberian tanggapan hanya dari panelis saja. Di akhir sesi, mahasiswa atau
audiens debat juga mendapat kesempatan untuk turut berkontribusi dalam
memberikan pertanyaan atau tanggapan terhadap para paslon.
Terkait mekanisme debat yang dilakukan
oleh KPUM-F ini, Nina Ulfa selaku Ketua KPUM FUAD, menerangkan bahwa tidak ada
perbedaan mekanisme antara fakultas dan institut. Hal tersebut sudah didiskusikan
dan disepakati antar pengurus KPUM. “Kalo mekanisme itu tidak ada perbedaan
[antara fakultas dan institut], soalnya kemarin sudah disepakati. Ya, memang
seperti itu,” jelas Nina.
Dengan adanya debat paslon dalam
rangkaian agenda Kongres VIII PEMIRA 2024, sebenarnya turut memberikan manfaat-manfaat
yang bisa dirasakan oleh mahasiswa. Yudit, salah satu mahasiswa IAIN Ponorogo
semester 6, menyampaikan pendapatnya mengenai pengaruh adanya agenda debat
paslon ini terhadap dirinya yang seorang mahasiswa. “Mereka [para paslon] membawa
visi misi yang akan dijalankan ke depannya dan program kerja apa yang
ditawarkan untuk semua kalangan. Jadi kita [mahasiswa] akan lebih tahu apa yang
mereka bawa. Nanti, ke depannya, mereka arah program kerjanya ke mana itu [juga]
jelas targetnya ke mana,” terang Yudit.
Lebih jauh, Yudit juga menyampaikan bahwa
dengan adanya agenda debat ini, paslon bisa lebih mampu menampung aspirasi
semua tingkatan mahasiswa, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa semester atas.
Di akhir wawancara, Yudit berharap dengan adanya debat ini, kelak para paslon lebih
bisa berkoordinasi dan berkomunikasi dengan lebih sesuai. “Manfaat bagi
paslon ibarat kata mereka akan bersinggungan dengan mahasiswa yang lain, baik
maba maupun mahasiswa semester atas, paslon akan lebih mampu menampung aspirasi
semua mahasiswa. Juga mereka bisa berkoordinasi serta berkomunikasi dengan
lebih baik,” pungkas Yudit.
Reporter: Nanda, Krisna, Aiska, Mala, Feona, Naufal,
Retno, Alifah, Paradila
Penulis: Nanda, Krisna
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.