Pelantikan Ormawa: Rektor Tegaskan Cabut SK Jika Mahasiswa Molor Kuliah
lpmalmillah.com - Kamis
(14/03/2024) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo mengadakan pelantikan
pengurus Organisasi Mahasiswa (ORMAWA). Pelantikan diselenggarakan di Graha Watoe
Dhakon dimulai pukul 16.15 WIB, lebih lambat dari waktu yang telah ditentukan.
Agenda ini dihadiri oleh SEMA-DEMA Institut, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),
Unit Kegiatan Khusus (UKK), dan Rektor IAIN Ponorogo beserta jajarannya.
Prosesi inti pelantikan
diawali dengan pembacaan Surat Keputusan (SK), kemudian dilanjutkan pembacaan
sumpah yang dipimpin oleh Evi Muafiah, selaku Rektor IAIN Ponorogo, dan diikuti oleh seluruh perwakilan Ormawa yang hadir.
Namun, acara pelantikan ini tidak serta merta berjalan lancar. Ada beberapa hal yang mengalami kekeliruan teknik. Mulai dari kesalahan
penulisan di ejaan IAIN Ponorogo yang terdapat di banner acara,
penulisan tanggal di teks sumpah, perubahan nama UKK Kopma Al-Hikmah yang
dituliskan menjadi UKK Kopma aL-Millah, hingga fasilitas microphone yang
tidak maksimal.
Kesalahan
teknis ini diklarifikasi oleh Muhammad Hafid Fudhailillah, selaku Ketua SEMA-I,
dalam sesi wawancara dengan kru LPM aL-Millah “Jadi terkait pembacaan, ada
beberapa kesalahan teknis dan beberapa kendala di waktu pelantikan yang itu
semua di luar kendali kita. [Sebenarnya] sudah jauh-jauh hari kita
koordinasikan dengan birokrat serta teman-teman terkait persiapan ini,” jelas
Hafid.
Lebih lanjut,
Hafid menyampaikan permintaan maafnya terkait kendala yang telah terjadi di
acara pelantikan ini. “Dari saya selaku Ketua Senat meminta maaf
sebesar-besarnya apabila ada kesalahan ataupun kendala dalam pelantikan hari
ini. Saya juga ucapkan terima kasih banyak kepada semua yang mau hadir dalam
acara pelantikan ini,” turutnya.
Dalam sambutan
pelantikan tersebut, Evi juga mengucapkan selamat kepada pengurus organisasi,
serta memberikan nasihat untuk selalu membawa nama baik kampus, bisa menjadi
contoh yang baik bagi yang lain serta bisa membuktikan kepada teman-teman yang
lain dengan menjadi pengurus organisasi mahasiswa yang aktivis tidak menjadikan
hambatan dalam kuliah.
Selanjutnya,
Evi juga menyampaikan ketegasannya terkait kasus mahasiswa yang sering molor
dengan alasan fokus organisasi. Ia bahkan membahas pencabutan SK terhadap
pengurus atau anggota organisasi yang mengalami
kemoloran kuliah akibat terlalu fokus dalam berorganisasi dan cukup abai dengan
pembelajaran di kuliah. “Kalau kemudian gara-gara menjadi pengurus atau
anggota organisasi kuliahnya molor, tidak menambah menjadi lebih baik, maka dari
sekarang SK-nya saya cabut, jadi tidak usah jadi pengurus saja. Lebih baik
kembali ke awal ketika kalian kuliah untuk apa,” tegasnya.
Menanggapi hal
tersebut, Arfan selaku Ketua DEMA-I berpendapat bahwa perkataan Evi merupakan
sebuah humor di waktu puasa. “Menurut saya terkait opini pencabutan SK pada
mahasiswa yang molor merupakan humor di waktu puasa, Jika dilihat dari pengurus
tahun kemarin, banyak sekali pengurus-pengurus ORMAWA yang lulus tepat waktu,”
papar Arfan.
Reporter: Retno, Ilham
Penulis: Retno
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.