Iklan Layanan

Cuplikan

Kualitas Bangunan Penunjang Kegiatan Pendidikan

(Foto: Mila)

Opini: Rena

Ketika kita membahas tentang pendidikan tinggi, tentunya bukan hanya tentang kegiatan pembelajaran, tetapi juga melibatkan hal-hal yang menunjang kegiatan pembelajaran tersebut. Salah satunya terkait dengan sarana dan prasarana (sarpras). Pembahasan sarpras pembelajaran sendiri di Perguruan Tinggi sudah diatur dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Menilik hal tersebut, wajar bilamana Perguruan Tinggi berusaha melengkapi dan memenuhi sarpras yang sesuai dengan peraturan terkait. Dalam menunjang kelancaran pembelajaran, Perguruan Tinggi membangun gedung-gedung yang digunakan untuk menunjang pendidikan.

Dewasa ini, IAIN Ponorogo sedang gencar mengisi lahan kampus II dengan gedung-gedung baru yang nantinya digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan. Salah satunya adalah sebuah gedung baru yang sedang dalam proses pembangunan di lahan kampus II. Gedung itu berada searah dengan gerbang masuk. Sehingga ketika memasuki kampus, akan tampak jelas gedung yang masih setengah jadi tersebut. Bila dilihat dari luar, gedung itu terlihat besar dan luas. Kiranya, kemungkinan akan diisi banyak ruang. Keberadaan gedung baru ini juga sangat dinantikan oleh warga kampus, termasuk saya sendiri.

Dalam membangun gedung untuk kegiatan pendidikan, tentu saja terdapat standar minimal yang harus dipenuhi. Dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 Pasal 38, tertulis bahwa bangunan perguruan tinggi minimal memiliki standar kualitas A atau setara. Maksudnya bangunan tersebut setidaknya harus memenuhi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan pengguna. Faktor yang mempengaruhi kualitas bangunan pun beragam, tapi secara garis besar dipengaruhi oleh struktur konstruksi dan pemilihan material yang berkualitas. Karena itu diharapkan gedung baru ini dibangun dengan konstruksi yang baik dan menggunakan material yang berkualitas.

Hal ini semata agar gedung baru tersebut memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan bisa bertahan lama. Saya sendiri tidak masalah gedung itu dibangun dengan bata, baja, atau bahkan tripleks. Selama gedung tersebut bisa dijamin keamanan dan kenyamanannya, saya tidak mempersoalkan material yang dipakai. Sebagai seorang mahasiswi di kampus tercinta ini, saya turut senang dengan keberadaan gedung baru di kampus. Sebab, artinya kita tidak perlu kesusahan mencari ruang belajar di kampus dan bisa menunjang aktivitas warga kampus.

Namun, sebagai seorang mahasiswi di kampus tercinta ini juga, ada sedikit kekhawatiran bahwa gedung baru akan mengalami peristiwa yang sama seperti gedung-gedung sebelumnya. Misalnya, peristiwa pada gedung FEBI. Bukan hal yang dirahasiakan lagi bahwa gedung FEBI yang pernah disebut gedung dengan visual desain terbagus di kampus II–sebelum gedung FTIK dibangun dengan desain yang bagus juga–sempat mengalami kejadian tidak menyenangkan di tahun 2020: plafon ruang auditorium gedung FEBI pernah runtuh diterjang hujan (padahal belum genap satu tahun sejak gedung itu diresmikan).

Satu tahun setelahnya, gedung tersebut kembali mengalami kerusakan yang lebih parah. Entah memang hujan adalah musuh besar FEBI atau bagaimana, tapi hujan kembali menjadi salah satu alasan kerusakan atap, plafon, dan kaca luar gedung tersebut. Jika mau spill-an, kalian bisa lihat di laman lpmalmillah.com. Sayangnya, masalah per-plafon-an ini ternyata tidak serta merta karena hujan. Sebab di lantai empat gedung FTIK yang baru ini, kebocoran plafon telah terjadi. Dengan kasus yang sama, belum genap satu tahun ditempati, kerusakan sarana kembali terjadi. 

Meski sudah dibenahi, setidaknya kejadian tersebut bisa menjadi pengingat untuk kampus tercinta saya dan bisa dijadikan refleksi untuk saat ini. Jangan sampai gedung baru satu ini plafonnya ikut rusak sebelum genap umur satu tahun, kan kasian, mana masih muda... Ya, semoga saja gedung baru yang sekarang masih dalam proses pembangunan ini akan lebih tahan lama dan tidak cepat rusak. Tentunya, gedung yang nyaman dan aman adalah idaman warga kampus. 


Editor: Cantrisah

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.