Alienasi di Antara Sorakan
(Ilustrasi: Hai.grid.id) |
Cerpen: Zhalma
Kring...!
Suara alarm berbunyi tepat di
samping telinga. Dafa terbangun karena terkejut. Alarmnya menunjukkan waktu
pagi pukul 04.30 WIB. Ia bergegas bangun dan mandi untuk mengikuti ospek hari
kedua. Melangkahkan kaki untuk mengikuti serangkaian kegiatan ospek merupakan
sesuatu yang membosankan bagi Dafa. Hari kemarin sangat menjenuhkan hanya duduk
mendengarkan materi, kaki pegal, panas, dan mengantuk.
Waktu menunjukkan pukul 05.45 WIB,
15 menit sebelum pembukaan dimulai. Dafa makin tergesa-gesa menuju kampus, ia
tidak ingin terlambat. Ia orang yang disiplin, dididik selalu menaati
peraturan. Dafa berbaris paling depan diikuti oleh teman-teman mahasiswa baru
lainnya dua banjar di setiap kelompok.
Serangkaian acara telah berlalu, ia
melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 12.00 WIB, waktunya istirahat
tiba.
“Daf, duduk sini!” panggil Agas
setelah ishoma.
Dafa menghampiri Agas bercakap-cakap
mengenai kegiatan hari ini. “Aku ga sabar nunggu orasi nanti, pasti akan ada
problem dari kampus. Seru, nih, buat konten, hehe,” ucap Agas.
“Setau aku kita ga boleh dokumentasi
waktu orasi, sih. Itu kan nyangkut nama baik kampus, kalau ada orang di luar
yang salah tangkap bisa kena masalah kita,” jawab Dafa menanggapi ucapan Agas
dengan santai.
“Kenapa masih bersantai duduk di
situ?! Sudah tau ini jam berapa?” teriakan lantang terdengar dari parkiran
sebelah utara. Dafa dan Agas bergegas masuk gedung karena mendengar teriakan
itu.
“Udah waktunya mulai, Gas. Ayo masuk
daripada kena semprot,” Dafa bergegas dari tempatnya duduk sambil mengajak
Agas.
Wiu... wiu ... wiuu...!
Suara peringatan untuk mahasiswa
baru berkumpul di halaman depan berbunyi dengan nyaring. Semua mahasiswa baru
kebingungan. Untuk apa mereka dikumpulkan? Apa ada yang berbuat salah?
Pertanyaan-pertanyaan yang terlintas riuh di kepala. Teriakan keras membuat
mereka ketakutan, jantung yang berdebar menebak-nebak apa yang terjadi. Panitia
memancing emosi para mahasiswa baru, sehingga terjadi keributan karena mereka
tidak setuju dengan apa yang dikatakan.
Dafa belum terlalu paham dengan
orasi yang ada di daftar agenda ospek ini. Ia menganggap ini keterlaluan,
tetapi ia juga tidak berani mengungkapkan.
“Cari aman aja, lah, tidak usah
ikut-ikutan. Bawa nama kampus mah berat, kalau ada yang nanya bilang aja bagus
semua,” gumam Dafa lirih.
Ia hanya terdiam tidak mengungkapkan
kritiknya terkait berjalannya ospek kampus. Sorakan demi sorakan terdengar,
Dafa hanya mendengarkan dan terus membatin dalam hati.
“Benar, cari
aman ajalah,”
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.