Iklan Layanan

Cuplikan

PBAK Fakultas dalam Empat Kaca Besar

 

(Foto: Farhan)

Rangkaian kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Ponorogo memasuki hari kedua. Sebagai loncatan pertama sebelum memasuki bangku perkuliahan, PBAK tak hanya sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah ajang menghimpun kebersamaan serta adat akademika. Mulanya format penyelenggaraan diakomodasi oleh institut mencakup gambaran umum dan nilai-nilai perguruan tinggi, baru selanjutnya mahasiswa baru (maba) diarahkan untuk memahami budaya serta paradigma fakultas. PBAK Fakultas ini berlangsung selama dua hari.

Acara yang berlangsung dari 15-16 Agustus 2024 ini, terselenggara di bawah koordinator panitia fakultas masing-masing. Uniknya dalam penyelenggaraan PBAK Fakultas tidak berlangsung dalam arena masing-masing fakultas, meskipun ada beberapa fakultas yang tetap berada pada wilayahnya. Sebagai contoh, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) yang menggunakan Graha Watoe Dhakon, Fakultas Ushuludin, Adab, dan Dakwah (FUAD) berlokasi di Gedung Indrakila, Fakultas Syariah (FASYA) yang menggunakan GOR Kampus 3 Ma’had Putri, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) yang masih tetap pada tenda hijau awal PBAK Institut.

Rangkaian kegiatan PBAK Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) tahun ini, dirancang dengan mempertimbangkan efisiensi waktu serta evaluasi eksekusi PBAK tahun sebelumnya. Di mana pada PBAK tahun ini, FTIK berusaha memberi waktu luang kepada mahasiswa baru untuk menjalankan ritual agamanya. Hal ini dipaparkan jelas oleh Adif selaku ketua pelaksana PBAK FTIK, “Pertama juga dikonsultasikan dari fakultas. Kan melihat [PBAK FTIK] sebelumnya itu, contoh seperti ketika sholat asar, kebanyakan dari mahasiswa itu ketinggalan sholat. Otomatis, mungkin evaluasi fakultas, kepanitiaan, dan semuanya, yang [akhirnya waktu pulang] diajukan ke jam 4 [sore],” ujar Adif.

Berbeda dengan FTIK, Fakultas Syariah memandang perlu menekankan kiprah mahasiswa yang sebenarnya, meskipun dibarengi dengan perkembangan teknologi. Sehingga mahasiswa generasi sekarang tidak termakan oleh teknologi, “Kita lebih mengarahkan mahasiswa baru ini untuk lebih intens terhadap bagaimana peran atau bagaimana mahasiswa itu. Soalnya kalau dilihat dari mahasiswa sekarang generasi ini memang mengikuti terkait teknologi, tapi jangan sampai termakan oleh teknologi lah. Kita mengembalikan siklus atau habitat seorang mahasiswa,” papar Brian Ahdi Prada, Ketua Pelaksana PBAK FASYA.

Di sisi lain, Rio Ferdinan, Ketua Pelaksana PBAK FEBI turut memberikan pendapatnya yang menyayangkan tidak adanya makan siang untuk maba pada tahun ini. “Kalau saya sendiri kurang setuju ya sebenarnya, itu sudah kebutuhan dari mahasiswa baru. Di tahun kemarin kan ada makanan dan konsumsi di siang harinya, tapi untuk sekarang itu dari uangnya mahasiswa sendiri untuk makan siangnya,” ucap Rio.

Ia menilai makan siang merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi bagi maba. Rio juga berharap PBAK ke depan dapat menyediakan konsumsi untuk maba, karena hal tersebut penting dan tidak terlalu mahal. “Harapan saya untuk PBAK ke depannya yang pasti lebih baik dari kepengurusan saya, selaku panitia PBAK 2024, dan mungkin dari pihak institut maupun fakultas menyediakan lagi konsumsi. Sebenarnya kan nggak terlalu [fatal], tapi itu berefek. Karena di awal kita juga sudah membuat clue makanan untuk sarapan maba seperti biasa, terus di siang harinya masa maba disuruh bawa bekal dua kali? Kan kasihan mabanya,” jelasnya.

Dalam sesi wawancara yang berlangsung, terungkap bahwa terdapat penurunan jumlah peserta dibandingkan tahun lalu. Panitia PBAK mencatat penurunan yang cukup signifikan ini, teridentifikasi pada FASYA dan FTIK. Ketua Pelaksana PBAK FASYA mengungkapkan jumlah mahasiswa baru turun dari tahun lalu ke tahun ini. Tahun lalu, jumlah maba diperkirakan 300 orang. Namun, kini jumlah maba turun menjadi 289 orang. Sementara Ketua Pelaksana PBAK FTIK memperkirakan adanya penurunan terhadap jumlah mahasiswa baru “Ya, sedikit informasi yang saya dapatkan kelihatannya menurun,” tutur Adif dalam sesi wawancara.

Para mahasiswa baru memberi kesan berwarna mengenai PBAK tahun ini. Banyak dari mereka merasa acara ini sangat membantu dalam mengenal lingkungan kampus dan mempersiapkan diri untuk perkuliahan yang akan datang. Serta mengapresiasi berbagai rundown yang dirancang untuk memperkenalkan nilai-nilai akademik dan budaya kampus. Namun, beberapa mahasiswa juga mengungkapkan kebingungan terkait pengaturan acara.

Ada yang mengeluhkan kurangnya informasi mengenai lokasi dan jadwal kegiatan, seperti saat acara masuk materi tertentu atau saat waktu sholat. “Tapi menurut saya, rundown acara yang kurang dikondisikan. Masuk materi ini, tapi bingung di mana, atau masuk sholat duhur, tapi bingung sholat di mana,” ungkap Arselna Ahda, maba FUAD. Keluhan ini menunjukkan perlunya perbaikan dalam koordinasi acara agar lebih jelas dan memadai bagi semua peserta.

 

Penulis: Albhet

Reporter: Albhet, Krisna, Zhalma, Zahra, Farhan, Ika

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.