Museum Paling Abadi
(Foto: Museum HAM Munir) |
Puisi: Munir
: untuk Munir Said Thalib
putar roda pesawat
adalah kecemasan
sebelum ia kehilangan
satu penumpang.
segalanya tampak alpa
siasat & isyarat tak terbaca
& arsenik lebih lihai
membaca suasana.
& aku menemukanmu di sebilah
catatan & mencium aroma tubuhmu
pada sebuah gelas di gudang istana
yang tak pernah dibuka–terbuka.
sebagaimana kehilangan selalu
dirangkai rapi, hehurufan yang pernah
kau lantangkan menyusun diri jadi
museum paling abadi: puisi.
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.