Iklan Layanan

Cuplikan

Aksi Aliansi Ponorogo Melawan, Evaluasi 100 Hari Kinerja Prabowo-Gibran

Foto: Zulaikin

lpmalmillah.com - Jumat (21/02/2025), sejumlah mahasiswa dan masyarakat yang tergabung ke dalam Aliansi Ponorogo Melawan melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ponorogo. Demonstrasi ini merupakan aksi dari evaluasi 100 hari kinerja Prabowo-Gibran yang dinilai tidak ada keberpihakan terhadap masyarakat.

Aksi demonstrasi ini dilatarbelakangi oleh keresahan akan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai dapat menimbulkan keburukan dan mengancam masa depan masyarakat, walaupun sifatnya masih tersembunyi. Dalam aksi demonstrasi ini, para demonstran membawa dan meletakkan replika keranda di depan Gedung DPRD ponorogo sebagai ungkapan kekecewaan atas matinya nalar pemerintah.

Para demonstran terdiri dari mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan aliansi jurnalis. Mereka secara bergantian menyampaikan orasi dan beberapa tuntutan di depan Gedung DPRD Ponorogo.

Dari beberapa tuntutan yang disampaikan, Nanda Dwi Yanuari dari HMI selaku koordinator aksi menyatakan garis besar dari aksi demonstrasi ialah pengawasan terhadap isu nasional dan isu daerah. “Tuntutannya kami dari teman mahasiswa itu berfokus pada isu nasional yang nanti juga sampai pengawasan pada isu daerah,” tuturnya.

Mereka sempat memaksa masuk Gedung DPRD, tetapi dihadang aparat gabungan kepolisian sehingga tidak dapat menerobos masuk. Pada saat itu, sempat terjadi aksi saling dorong antara aparat kepolisian dengan peserta unjuk rasa. Bahkan terdapat salah satu demonstran yang sampai pingsan dan membuat aksi demonstrasi menjadi tidak kondusif. Tak lama kemudian, terdapat tiga perwakilan dari DPRD Ponorogo yang keluar menemui para demonstran.

Setelah tuntutan disampaikan, mereka meminta perwakilan dari DPRD ponorogo untuk menandatangani surat komitmen untuk mengawal tuntutan para demonstran. Eka Retno Setyani selaku perwakilan DPRD ponorogo menyatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan tuntutan dari para mahasiswa. “Saya akan menyampaikan tuntutan dari pada mahasiswa tersebut. mungkin tidak hanya di Ponorogo, saya kira sudah seluruh Indonesia menyuarakan tentang Inpres tersebut,” ujarnya.

Adapun tuntutan dari Aliansi Ponorogo Melawan terdiri atas enam poin sebagai berikut:

  1. Menolak 18% Efisiensi Anggaran Pendidikan dari APBN yang tidak sesuai amanat konstitusi dengan seminimalnya 20%.
  2. Menuntut penghapusan pasal 51A Ayat 1 tahun 2025 pada Undang-Undang Minerba.
  3. Menuntut Presiden Republik Indonesia untuk mengevaluasi total program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memangkas anggaran lain supaya lebih tepat sasaran dan proporsional.
  4. Mendesak DPR untuk mengesahkan RUU Perampasan Aset atau mendesak presiden untuk segera mengeluarkan PERPPU Perampasan Aset.
  5. Mengecam tindakan represivitas aparat negara terhadap masyarakat sipil.
  6. Menuntut Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo untuk melibatkan masyarakat dan mahasiswa dalam proses penyesuaian anggaran pasca dikeluarkan Inpres nomer 1 tahun 2025 secara transparan dan akuntabel.

Nanda berpendapat bahwa tuntutan yang berkaitan dengan program MBG supaya program tersebut dievaluasi, dikarenakan program ini memangkas anggaran dari berbagai sektor. Serupa dengan pernyataan Azizah Intan Khoirotun Nisa dari PMII bahwa anggaran yang diberikan kepada MBG perlu dievaluasi secara menyeluruh supaya terhindar dari kecederaan. “Anggaran-anggaran yang diberikan kepada MBG ini juga perlu kita evaluasi agar tidak mencederai dari anggaran-anggaran yang lain,” ucapnya.

Sholahuddin Mufti, salah satu anggota IMM berharap melalui demonstrasi ini, pemerintah segera memperbaiki undang-undang yang merugikan rakyat dan memulihkan keadaan Indonesia. “Semoga segera diperbaiki undang undang yang mungkin merugikan rakyat tadi dan segera mengembalikan keadaan Indonesia ini,” ungkapnya.


Reporter: Fuad, Laila, Feona
Penulis: Fuad
Editor: Rena

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.