Iklan Layanan

Cuplikan

Hanya Ada Paslon Tunggal, Debat Kandidat Beralih Jadi Kampanye

Foto: Naufal

lpmalmillah.com - Kamis (27/02/2025), Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Institut (KPUM-I) telah menyelenggarakan debat kandidat peserta Pemilihan Umum Raya (Pemira) pada ranah Institut. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Indrakila dan dimulai pada pukul 10.00 WIB. Terlaksananya debat kandidat ranah institut menjadi tanda bahwa tinggal selangkah lagi menuju pemungutan suara.

Dalam debat calon kali ini, terdapat sedikit perbedaan dengan tahun sebelumnya, yakni adanya pasangan calon (paslon) tunggal pada kursi Ketua dan Wakil Ketua Dema-I. “Kalau kemarin ada partnernya, ada calon satu dan dua. Untuk tahun ini calon cuma satu,” papar Triyanto Romadhon selaku Ketua KPUM-I.

Triyanto berpendapat bahwa adanya calon tunggal ini berpengaruh terhadap agenda yang diselenggarakan hari ini. Debat kandidat yang seharusnya dilakukan oleh dua paslon atau lebih berubah menjadi kampanye dari paslon tunggal. “Acaranya kan debat, tapi kalau cuma satu, mau nggak mau ya kita melaksanakan penyampaian visi misi atau disebut kampanye,” ungkapnya.

Tanggapan lain muncul dari salah satu mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD), Dwi Ajeng Melati Sukma. Sukma mengatakan adanya calon tunggal bukanlah hal yang mengejutkan. Meski demikian, ia menyampaikan apabila terdapat dua calon atau lebih, kemungkinan besar debat kandidat akan berlangsung lebih sengit. “Tahun kemarin itu kan memang dua paslon, jadi mungkin (bila ada dua paslon) acara debatnya lebih seru dari itu, ya,” tuturnya.

Sukma juga menambahkan bahwa melalui agenda ini, mahasiswa dapat mengetahui apa saja program kerja mereka selama satu tahun masa kepengurusan. “Agar kita sebagai mahasiswa nantinya di bawah naungan Dema Institut itu mengetahui apa saja sih kinerja ataupun program kerja satu tahun kepengurusan nantinya,”  imbuh Sukma.

Tak hanya itu, Asyaffaratamananda selaku calon Wakil Ketua Dema-I turut menyampaikan sedikit kekecewaan atas minimnya partisipasi mahasiswa. Nanda telah mempersiapkan diri untuk debat sejak dua bulan belakangan, tetapi partisipasi mahasiswa tidak sesuai yang diharapkan. “Bukan kecewa sih, tapi partisipasi dari mahasiswa itu agak kurang," ujarnya.

Walaupun minim partisipasi dari mahasiswa, kegiatan debat kandidat berlangsung dengan tertib. Para calon bergantian memaparkan visi misi mereka, diawali dari Daerah Pilihan (Dapil) Fakultas Syariah (Fasya), Dapil FUAD, Dapil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), dan terakhir Dapil Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Sayangnya, dalam debat ini terdapat calon anggota Senat Mahasiswa Institut (Sema-I) yang tidak hadir, yakni dari Dapil FUAD, Yustitia Carolin nomor urut dua dan Dapil FTIK, Neni Ardina Rahmawati nomor urut satu.

Menanggapi adanya hal tersebut, Triyanto mengatakan bahwa pihaknya telah menghubungi pihak yang bersangkutan, tetapi tidak mendapatkan respon. Sebagai tindak lanjut, ia menjelaskan bahwa pihak KPUM akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilihan Raya (Bawasra) dan Panitia Kongres (Panres). “Itu sudah dihubungi dari KPUM dan tidak ada respon dari mereka. Untuk kedepannya, KPUM masih berkoordinasi lagi sama Bawasra dan Panres,” ujar Triyanto.


Reporter: Laila, Lidya, Zulaikin
Penulis: Laila, Lidya, Zulaikin
Editor: Feona

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.