Pemungutan Suara Terlaksana, Antusiasme Pemilih Masih Jadi Persoalan
lpmalmillah.com - Kamis (06/03/2025), proses pemungutan suara serentak
diadakan di empat fakultas. Agenda ini merupakan acara puncak untuk menentukan kandidat
terpilih berdasarkan suara dari mahasiswa. Setelah melewati serangkaian
kegiatan yang diadakan semenjak awal Februari, akhirnya proses pemungutan suara
Pemilihan Umum Raya (Pemira) dapat dilaksanakan dengan baik. Pemungutan suara
ini diawasi oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan juga Komisi Pemilihan Umum
Mahasiswa (KPUM).
Pemungutan suara di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
dimulai pada pukul 07.00 WIB di parkiran Gedung A. Untuk tiga fakultas yang
lain, yakni Fakultas Syariah (Fasya); Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah
(FUAD); dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), pemungutan suara dimulai
pada pukul 08.00 WIB berlokasi di aula masing-masing.
Terkait partisipasi mahasiswa, Dimas Bayu Widiatmoko selaku Ketua KPUM FTIK mengungkapkan pemungutan suara ini mendapat respon yang baik dari mahasiswa. ”Dilihat dari beberapa jurusan, partisipasinya alhamdulillah baik dan juga dari angkatan 2023 dan 2024 itu juga partisipasinya bagus,” ungkapnya.
Di lingkup FEBI sendiri, meskipun informasi pemungutan
suara sudah disebar di berbagai media, tidak seluruh mahasiswa datang untuk memberikan
suaranya. Menurut Arofah Miftahul Khoirot selaku ketua PPS, informasi tersebut
telah disebarkan di seluruh media sosial FEBI dan grup WhatsApp. ”Kalau di
FEBI ada di Instagram, di semua medsosnya itu ada termasuk di grup kelas gitu,”
ungkapnya.
Mayoritas mahasiswa FEBI yang memilih berasal dari angkatan
2023 dan 2024. Miftah menyampaikan jika selain dari dua angkatan di atas,
terdapat angkatan 2022 yang tidak mengikuti pemilihan karena mungkin malas
mengantri. Selain itu, dari angkatan 2021 sudah banyak yang jarang pergi ke
kampus karena fokus skripsi. ”Sebenarnya 2022 itu ada juga yang offline
(mencoblos) cuma mungkin beberapa juga malas ngantri, jadi cuma beberapa saja.
Terus kalau dari angkatan biasa itu kan mereka sudah fokus skripsi ya udah
jarang ke kampus jadi itu sih alasannya kalau 2021,” tambah Miftah.
Tidak hanya FEBI, pemungutan suara di FUAD juga dalam kondisi
yang sama. Fatimah Izzah Naila, Ketua PPS FUAD, menyampaikan jika antusiasme
memilih paslon lebih banyak pada angkatan 2023 dan 2024 daripada mahasiswa angkatan
2021 dan 2022. ”Yang nyoblos itu alhamdulillahnya dari angkatan 2023-2024
banyak yang berpartisipasi. Tapi dari angkatan 2022-2021 itu nggak semuanya.
Cuma setengah karena mungkin mata kuliahnya sudah tidak ada,” tutur Naila.
Hal yang sama juga terjadi di Fasya yang mana pencoblos
paling banyak dari angkatan 2023 dan 2024. Intan Ruskinanthi Putri, Ketua PPS
Fasya, juga menambahkan meskipun banyak mahasiswa dari angkatan 2021 yang sudah
tidak aktif kuliah, tetapi masih ada yang ikut meningkatkan demokrasi di
kampus. "Akan tetapi, tetap yang paling banyak itu dari angkatan 2023
dan 2024," imbuhnya.
Selain antusiasme mahasiswa yang tidak maksimal, kendala juga
dihadapi ketika mobilisasi mahasiswa. Intan menyampaikan bahwa persiapan
pencoblosan berjalan lancar, hanya saja terkait mobilisasi massa terasa cukup
sulit karena harus memanggil tiap kelas. "Jadi pas mobilisasi masa
manggil-manggil per-kelas itu agak susah, tapi masih aman," ungkapnya.
Terakhir, tanggapan datang dari mahasiswa yang mencoblos.
Alfi Chalimatus Sa’diyah, mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES)
menyatakan sangat antusias dengan pencoblosan kali ini karena menurutnya setiap
mahasiswa memiliki hak untuk memilih. Hanya saja ia menyayangkan karena ada
beberapa paslon tunggal. ”Tapi yang saya sayangkan mungkin ada paslon yang
tidak mempunyai lawan yang membuat kita mau tidak mau memilih paslon yang ada,”
jelasnya.
Meskipun terdapat beberapa kendala, khususnya terkait
antusiasme mahasiswa, pemungutan suara tetap berjalan sebagaimana jadwal yang
telah ditentukan. Pemungutan suara ditutup pada pukul 14.00 WIB. Suara
mahasiswa yang sudah memilih dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian dilakukan
rekapitulasi di Graha Watoe Dhakon, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo.
Penulis: Heris, Hani, Lidya
Editor: Feona
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.